Donor darah di PMI Pusat, Jakarta, Rabu (3/2). Selain misi kemanusian, dengan donor warga dapat sekaligus mengecek kesehatan melalui darah yang didonorkan tentang ada atau tidaknya virus penyakit seperti HIV/AIDS, dan virus hepatitis. TEMPO/Subekti
TEMPO Interaktif, Bandung - Palang Merah Indonesia mendesak pemerintah untuk segera membangun pabrik plasma darah. Pembangunan ini bisa bekerjasama dengan Badan Usaha Milik Negara.
Pabrik ini akan mengolah darah yang tidak terpakai untuk diproduksi menjadi albumin. Albumin adalah zat yang digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan sel tubuh yang terbelah / rusak.
"Untuk pembangunan pabrik plasma darah minimal dibutuhkan dana sebesar Rp 500 miliar," kata Faried Husein, Wakil Ketua Umum PMI di Bandung, Rabu (14/7). Menurut Faried, kebutuhan albumin di Indonesia sangat tinggi, dan pembangunan pabrik plasma darah akan sangat strategis.
Menanggapi hal ini, PT. Bio Farma menyatakan kesiapannya untuk membangun fasilitas pengelolaan plasma darah nasional dengan investasi internal perusahaan dalam tiga tahun ini. "Kami siap, tinggal regulasinya seperti apa kita tunggu," ujar Iskandar Direktur Utama PT Bio Farma saat donor darah massal di Bandung, Jawa Barat hari ini.
HUT DPR, Setjen DPR RI Bersama BNI dan PMI Gelar Aksi Donor Darah
13 September 2023
HUT DPR, Setjen DPR RI Bersama BNI dan PMI Gelar Aksi Donor Darah
Kegiatan donor darah kali ini lebih istimewa karena masih dalam nuansa mensyukuri Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan Hari Ulang Tahun DPR RI baru-baru ini.