TEMPO Interaktif, Makassar - Sebulan terakhir, harga sembako (sembilan bahan pokok) terus mengalami kenaikan di pasaran, seperti harga cabai yang sudah dua kali mengalami kenaikan. Ini diakibatkan produksinya menurun karena cuaca yang tidak menentu.
Santo Daeng Sewang, 44 tahun, salah seorang pedagang di Pasar Pabaeng-baeng, mengatakan harga cabai merah kecil Rp 27 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 18 - Rp 20 ribu per kilogram. Bulan lalu, harga cabai juga naik dari Rp 5 ribu menjadi Rp 15 - Rp 18 ribu per kilogram.
“Untuk cabai campur, saya beri harga Rp 25 ribu per kilo,” katanya.
Menurut Daeng Sewang, harga cabai naik karena pemasok dari Kabupaten Gowa dalam beberapa pekan terakhir tidak memasok cabai ke Makassar. “Jadi jumlah cabai kami sedikit,” ucap pedagang yang juga sebagai pemasok cabai dari Kabupaten Maros dan Kalosi, Enrekang ini.
Jenis sembako lainnya, kentang, harganya juga naik. Dulu Santo hanya menjual seharga Rp 7 ribu, tapi sekarang Rp 9 ribu per kilogram. Santo mengatakan, kentang yang berasal dari Malino, Kalosi, dan Enrekang lebih banyak dikirim ke Balikpapan Kalimantan Timur. Akibatnya Makassar kekurangan pasokan kentang.
Muchtar, 30 tahun, pedagang sayuran di Pasar Terong mengatakan, harga jenis sayuran lainnya seperti kol ikut mengalami kenaikan. “Per kilonya Rp 7 ribu, padahal dulu hanya Rp 4 ribu,” katanya.
Muchtar khawatir kenaikan harga sembako membuat pembeli berkurang. Karena kenaikan harga, Muhtar juga harus menyiapkan modal lebih besar dari sebelumnya. “Biasanya modal saya cukup membeli 200 kilo dalam seminggu, kini paling hanya sekitar 100 kilo saja,” kata dia.
Di pasaran, harga gula juga mengalamai kenaikan. Mulanya hanya seharga Rp 9 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 10 ribu. Menurut Hajja Torring, penjual kelontongan di Pasar Pabaeng-baeng, kenaikan harga gula terjadi sejak sepekan terakhir. “Sekitar 4 hari yang lalu baru naik, mungkin karena sudah mau masuk bulan Ramadhan,” katanya.
KAMILIA