Surakarta Mulai Perketat Pembuatan KTP Baru

Reporter

Editor

Jumat, 18 Juni 2010 13:46 WIB

TEMPO Interaktif, Surakarta - Pemerintah Kota Surakarta mulai memperketat pembuatan kartu keluarga serta kartu tanda penduduk baru. Hal itu dilakukan untuk mencegah arus urbanisasi dari daerah sekitar.

Urbanisasi diperkirakan menyumbang kepadatan penduduk serta pengeluaran pemerintah membengkak. Menurut Wali Kota Surakarta, Joko Widodo, pembengkakan pengeluaran Pemerintah Kota Surakarta untuk pos kesejahteraan masyarakat mulai tampak sejak beberapa tahun lalu.

"Padahal anggaran yang disediakan sudah sangat besar," kata Joko. Tahun lalu, Pemerintah Kota Surakarta menganggarkan Rp 12 miliar untuk program pelayanan masyarakat. Anggaran yang dinilai sudah cukup besar itu ternyata tidak mampu mencukupi.

Biaya untuk pemeliharaan masyarakat membengkak hingga nyaris 50 persen. Di akhir tahun lalu, Surakarta memiliki tunggakan hingga Rp 5,8 miliar di sejumlah rumah sakit. Hal yang sama juga terjadi pada program bantuan biaya pendidikan siswa sekolah.

Tahun ini Surakarta memberikan anggaran Rp 23 miliar untuk program tersebut. Anggaran itu ternyata tidak mencukupi untuk membiayai semua warga yang bersekolah. Akibatnya siswa Sekolah Menengah Atas belum bisa menikmati program tersebut.

Joko Widodo menegaskan jika kepadatan penduduk di Surakarta sudah terlampau tinggi. "Surakarta merupakan kota terpadat di Jawa Tengah," kata dia. Jika penambahan jumlah penduduk tidak ditekan, dia yakin keuangan pemerintah daerah akan semakin kedodoran untuk membiayai program kesejahteraan masyarakat.

Dia juga mewaspadai kemungkinan maraknya pembuatan kartu tanda penduduk baru oleh warga luar Kota Surakarta. "Bisa jadi mereka menumpang di alamat kerabat," kata Joko. Karena itu, pihaknya menginstruksikan kepada kepala kelurahan untuk melakukan verifikasi yang ketat bagi permohonan pembuatan kartu tanda penduduk yang baru.

Dia juga memberikan pembatasan bagi warga baru dalam mendapatkan fasilitas yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat, utamanya layanan kesehatan serta pendidikan. Warga baru dapat memperoleh fasilitas tersebut jika telah memiliki kartu kependudukan setelah dua tahun. "Kita memberikan prioritas kepada warga yang sudah lama tinggal," kata Joko.

Terpisah, Kepala Badan Pusat Statistik Surakarta, Toto Desanto membenarkan jika kepadatan penduduk di Surakarta cukup tinggi. "Bahkan jauh lebih tinggi dibanding Semarang yang merupakan ibu kota provinsi," kata Toto. Sebagai perbandingan, Surakarta memiliki kepadatan penduduk lebih dari 11.300 orang tiap satu kilometer persegi. Padahal, Semarang hanya memiliki kepadatan sebesar 3.000 penduduk per satu kilometer persegi.

Jika dibanding sepuluh tahun silam, rata-rata tingkat kepadatan hanya bertambah 100 orang tiap kilometer persegi. Dia justru memperkirakan jika penambahan itu diakibatkan faktor kelahiran.

AHMAD RAFIQ

BPS

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

14 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

10 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

10 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

10 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

28 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya