TEMPO Interaktif, Kediri - Kepolisian Resor Kota Kediri membentuk tim khusus untuk memburu para pelaku judi bola. Praktek tersebut ditengarai marak selama putaran Piala Dunia berlangsung.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kediri Ajun Komisaris Rofiq Ripto Himawan mengatakan judi bola ini sebenarnya merupakan praktek lama di kalangan penjudi. Bahkan kepolisian resor setempat telah beberapa kali menangkap pelaku judi bola di wilayah Kota Kediri. “Ini kembali marak karena ada Piala Dunia,” kata Rofiq, Selasa (15/6).
Rofiq menjelaskan modus operandi judi bola saat ini telah berkembang. Jika sebelumnya para petaruh langsung bertemu dan menggunakan uang untuk berjudi, saat ini praktek itu telah beralih menggunakan peralatan ponsel atau pesan singkat (SMS). Modus ini, menurut Rofiq ,semakin sulit diidentifikasi dan dilacak.
Para pelaku biasanya membuka pasar taruhan dari mulut ke mulut atau menggunakan SMS kepada masyarakat. Selanjutnya dia akan mengirimkan kurir untuk mengambil atau menyerahkan uang kepada petaruh usai pertandingan. Semua praktek tersebut dilakukan melalui ponsel.
Karena itu dia telah membentuk tim khusus yang akan mengawasi perilaku masyarakat di Kota Kediri yang dinilai rawan. Polisi akan masuk ke kelompok-kelompok penjudi untuk mengawasi mereka. Jika diketahui terdapat unsur perjudian selama pertandingan bola berlangsung, polisi akan segera menangkap. “Kami memprioritaskan pelaku lama,” kata Rofiq.
PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.