TEMPO Interaktif, Kupang – Sebanyak 26 imigran asal Afganistan yang akan menyebrang ke Australia terdampar di Pantai Tenyai Kelurahan Ledeunu, Kecamatan Raijua, Kabupaten Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur (NTT). Lambung kapal kayu yang mereka tumpangi pecah dihantam gelombang.

"Mereka terdampar, karena lambung kapal yang ditumpangi pecah. Kami curiga mereka adalah imigran gelap yang ingin ke Australia," kata Camat Raijua, Wellem Lukas Rohi di Kupang, Jumat (4/6).

Dari 26 imigran Afghanistan tersebut, menurut dia, terdapat empat perempuan dan seorang bayi laki-laki berusia delapan bulan, sedangkan 22 laki-laki.

Dia mengatakan, setelah diinterogasi bersama aparat keamanan setempat diketahui warga Afganistan itu memiliki dokumen resmi sebagai pengungsi dari lembaga PBB yang mengurusi masalah pengungsi yakni International Organisation Migration (IOM).

“Imigran itu punya surat pengungsi dari IOM, tapi kapal yang mereka pakai tidak punya dokumen pelayaran sehingga sekarang masih ditahan,” katanya.

Para imigran Afghanistan tersebut, lajutnya, untuk sementara ditampung di pelabuhan Fery di Kelurahan Ledeunu. Sedangkan untuk konsumsi para imigran dibantu warga sekitar yang memberikan makananan bagi mereka.

“Masyarakat mengumpulkan uang untuk beli beras dan sayuran bagi para imigran itu agar bisa dimakan, karena pemerintah tidak punya dana untuk itu," jelasnya.

Pihaknya kesulitan melakukan interogasi, karena kendala bahasa, sehingga pihaknya masih menunggu kedatangan petugas IOM dari Kupang guna menangani para imigran tersebut. "Kita masih menunggu kedatangan IOM di sana agar bisa menangani para imigran itu," katanya. YOHANES SEO