TEMPO Interaktif, Bandung - Pemerintah Kota Bandung menilai ada kelalaian dalam pembangunan Jalan Braga sepanjang 350 meter dari aspal ke bebatuan adesit dengan menelan dana APBD Kota Bandung sebesar Rp 1,8 miliar pada tahun 2008.
"Yang seharusnya 5 senti malah 3 senti, ya rusaklah," ujar Dada Rosada, Wali Kota Bandung, di Balai Kota Bandung. Selasa (11/5).
Ia mengatakan pemerintah akan kembali memperbaiki Jalan Braga tersebut. Namun, pemerintah juga tetap akan melakukan evaluasi terkait sering rusaknya jalan yang berada di pusat kota.
"Kesalahannya apakah dari pemerintah kota yang salah, atau dari kontraktornya. Kalau kontraktornya yang salah ya kita tidak akan memberikan pekerjaannya lagi, "
Tapi, Wali Kota berkilah kesalahan ada di lapangan karena pekerjaannya kurang bagus. "Desain Enggenering Detailnya bagus, Ini ada kesalahan yang kurang bagus di lapangan."
Pada Desember 2008 ruas Jalan Braga diganti dengan batuan andesit yang menghabiskan 32.722 lempeng batu dengan dana sekitar Rp 1,8 miliar. Pemerintah sendiri menargetkan jalur Braga jadi jalur pejalan kaki, Namun, sampai saat ini kawasan pertokoan dengan gaya aksitektur Belanda masih terus dilintasi kendaraan.
Dari pantaun Tempo, jalan yang berdekatan dengan Museum Asia-Afrika ini mengalami kerusakan parah. Batuan Adesit yang digunakan sudah mengalami pecah dan lepas sehingga untuk berjalan di kawasan tersebut harus hati-hati. Pemerintah sendiri memasang plat besi untuk menutup jalanan yang rusak.
Sejak pembangunannya kawasan ini sering diperbaiki dengan mengganti batu atau merekatkan kembali batuan yang lepas. Namun, tetap saja batuan Adesit tidak bisa bertahan lama. "Yang seharusnya jumlah bahan semennya sekian, tapi kecil penggunaannya, yang rusak juga," kata Dada Rosada.
ALWAN RIDHA RAMDANI