TEMPO Interaktif, Banda Aceh:Menjelang peresmian kembalinya Kodam Iskandar Muda pada 5 Februari, sejumlah kalangan di Banda Aceh gencar memperbincangkan calon Pangdam. Brigjen TNI Djali Yusuf, saat ini menjabat Panglima Komanda Pelaksana Operasi (Pangkolakops) TNI di Aceh, disebut-sebut berpeluang besar mendapat kepercayaan memangku jabatan tersebut. Bahkan, Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam, Abdullah Puteh, punya usul yang mengarah kepada Djali. Kepada wartawan di Banda Aceh, Sabtu kemarin, Puteh menyarankan, “Sebaiknya Pangdam Iskandar Muda putra daerah Aceh!” Djali sendiri putra Aceh kelahiran Kabupaten Pidie. Lantas, apa komentar Djali? Ia mengelak kendati sembari menebar senyum dan mengakui pada 5 Februari adalah saat bersejarah kembalinya Kodam Iskandar Muda. “Saya tidak tahu siapa akan jadi Pangdam. Tapi, sebagai prajurit kalau ditugaskan saya siap. Sudahlah, lihat saja 5 Pebruari nanti,” ujar Djali kepada Tempo News Room, Minggu (3/2). Bila jadi dinobatkan, Djali tercatat Pangdam Iskandar Muda ke-10 atau pejabat pertama sejak Kodam Iskandar Muda ditutup pada 27 April 1985 dan dilukidasi sebagai bagian Kodam I/Bukit Barisan, semasa Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dipegang Jenderal TNI Rudini. Seorang perwira di Korem 012/Teuku Umar menyatakan, Djali punya kans besar menerima pataka Gajah Putih, lambang Kodam Iskandar Muda. “Sebenarnya belum saatnya dibeberkan, tapi tak apa,” ujarnya. Di bawah kepemimpinan Djali, jajaran TNI di Aceh terus berkibar. Operasi ofensif gencar dilakukan untuk menggerogoti kekuatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Sejumlah pejabat TNI meyakini, kekuatan GAM akhir-akhir ini sudah menurun drastis, baik persenjataan maupun personel. Puncak keberhasilan TNI di Aceh yakni ketika Panglima GAM Teungku Abdullah Syafi’ie sukses disergap dan ditembak tewas di Desa Jiemjiem, Pidie. “Inilah prestasi gemilang Jenderal Djali,” ujarnya. Ia melihat kekuatan moral prajurit TNI di Aceh terus menanjak pasca terbunuhnya Syafi’ie. Di sejumlah tempat, pasukan TNI sukses menyergap dan melumpuhkan beberapa tokoh lokal GAM. Terakhir, Jumat lalu, ketika seorang Panglima Sagoe GAM di Pidie (pemimpin militer GAM setingkat Komandan Koramil di level kecamatan) berhasil ditangkap hidup-hidup. Sember Tempo itu juga menyebutkan, jabatan Kepala Staf Kodam atau Kasdam bakal dipercayakan kepada Kolonel Czi. Syarifuddin Tippe. Mantan Komandan Korem 012/Teuku Umar, Banda Aceh ini, dipandang berhasil mengambil hati masyarakat selama bertugas di Aceh. Tahun lalu, putra Aceh itu melanjutkan sekolah di Lembaga Pertahanan Nasional, Jakarta. Cikal bakal Kodam Iskandar Muda terbentuk pada 21 September 1953, yakni berdirinya Resimen I TT-I/Bukit Barisan, usai peristiwa DI/TII dipimpin Teungku Muhammad Daud Beureueh. Berdasar Surat Keputusan KSAD tertanggal 27 Desember 1956 diubah menjadi Komando Daerah Militer Aceh. Setahun berikutnya menjadi Kodam Iskandar Muda. Likuidasi Kodam Iskandar Muda berlangsung saat Panglima Angkatan Bersenjata/Menteri Pertahanan dipegang Jenderal TNI Benny Moerdani, menyusul diluncurkannya kebijakan perampingan dan penghematan. Dari 17 Kodam, dilebur menjadi 9 Kodam. (Yuswardi A. Suud)