TEMPO Interaktif, Jambi – Kerusakan di beberapa ruas jalan di Provinsi Jambi kian parah, terutama ruas jalan Lingkar Selatan Kota Jambi sepanjang 22,2 kilometer. Kondisi itu diperparah akibat hujan lebat yang sering mengguyur daerah ini.
Beberapa rumah khususnya yang berada persis di pinggir jalan nasional itu hampir setiap waktu digenangi lumpur, terbawa air meluap dari badan jalan tersebut.
"Setiap hari saya harus membersihkan rumah dengan ketinggian lumpur hingga menutupi mata kaki. Waktu saya habis dengan kegiatan itu saja, sementara pekerjaan jual lontong sebagai penopang pemenuhan kebutuhan hidup keluarga saya sehari-hari jadi terhenti total," kata Umi, 35 tahun, warga RT 03/ Kelurahan Pall Merah, Kecamatan Jambiselatan, Kota Jambi, kepada Tempo, Jumat (26/3).
Penderitaan sama dialami seluruh warga yang bermukim di sepanjang jalur jalan tersebut. Edi, 47 tahun, pemilik rumah makan Ampera, tepat berada di pinggir jalur jalan lingkar selatan, menyatakan sejak jalan ini rusak omzet yang dia peroleh merosot 50 persen lebih.
Wajar saja, karena jalan merupakan urat nadi tempat keluar masuknya kendaraan pengangkut barang-barang kebutuhan pokok mapun berbagai hasil tambang, bahan industri dan perkebunan lainnya itu, kini sebagian di antaranya sudah menjadi kubangan dengan kedalaman mencapai 100 centimeter.
Kerusakan ini terjadi sejak dua bulan lalu, walau setahun sebelumnya sudah pernah dilakukan perbaikan dengan menelan dana puluhan miliar rupiah.
Warga di sepanjang jalan mulai dari Terminal Simpangrimbo hingga ke belakang Bandara Sultan Thaha, sejak kerusakan jalan ini benar-benar menjadi menderita, keluar rumah pun susah dan harus berlumur lumpur.
Akibat kekesalan itu, maka membuat para warga mengancam seluruhnya akan menjadi golongan putih (golput) pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jambi yang akan digelar 19 Juni 2010.
"Warga saya sudah sepakat akan golput pada pemilihan gubenur dan wakil gubernur mendatang jika jalan ini tidak segera di perbaiki," tegas Suyadi, 66 tahun, Ketua RT 03, Kelurahan Lingkarselatan, Kecamatan Jambiselatan, Kota Jambi.
Adman Djambak, anggota Komisi III DPRD Provinsi Jambi dari Partai Hati Nurani Rakyat dan Mardinal dari Partai Golongan Karya, tiga hari lalu melakukan peninjauan setelah mendengar keluhan dari masyarakat tentang kondisi jalan berstatus jalan nasional tersebut.
Dalam kunjungan itu, kedua anggota Dewan menerima laporan bahwa jalur jalan tersebut sempat diboikot warga karena kesal perbaikan tak kunjung dilaksanakan, sehingga di tengah jalan ditanam pohon pisang.
Menanggapi masalah itu, Adman Djambak, menyatakan ia dan anggota Komisi III di DPRD Provinsi Jambi akan mendesak pihak Departemen Pekerjaan Umum segera melakukan perbaikan.
“Kita minta Dirjen Binamarga Departemen PU segera memperbaiki jalan ini serta akan meminta Komisi V DPR RI ikut memperjuangkannya. Sepengetahuan saya anggaran rehab jalan itu sudah turun senilai Rp 104 miliar dan sudah ditenderkan dua bulan lalu. Tapi herannya kenapa belum juga dilaksanakan,” urainya.
Jalur jalan sebenarnya sudah diperbaiki, proses tender pun sudah selesai dua bulan lalu, dengan menggunakan sebagian dana APBN plus Laon SRIPP IBRD, dengan total Rp 104 miliar.
"Kita juga mempertanyakan, kenapa belum juga ditunjuk pemenangnya dan langsung melakukan rehab. Berdasarkan ketentuan berlaku mulai proses tender dan penentuan pemenang dalam kurun waktu 45 hari sudah harus dilaksanakan," kata Adman.
Nino Guritno, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jambi, ketika dikonfirmasi menyatakan, pengerjaan jalan tersebut hanya tinggal menunggu selesainya proses tender yang saat ini masih diproses pihak ADB, selaku penyandang dana.
"Pelaksanaan proyek tersebut sepenuhnya ditangani pihak pusat. Jadi kita hanya menunggu putusan dari pusat," ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI