Ini Kisah Bekas Anak Buah Dul Matin Tentang Du Matin

Reporter

Editor

Kamis, 18 Maret 2010 18:32 WIB

TEMPO Interaktif, SIDOARJO - Asep Djaja alias Dahlan, terpidana seumur hidup kasus terorisme, meragukan senjata api yang digenggam Dul Matin saat menemui ajal di warung internet Multiplus, Tangerang Selatan pada 9 Maret lalu. Asep yang pernah bersama-sama Dul Matin di Poso dan Ambon pada 1999 dan 2003 melihat, foto pistol yang ditayangkan televisi dan media cetak itu lebih mirip senjata rakitan.

"Dul Matin itu selalu membawa Bareta, tak mungkin buronan nomor wahid cuma pegang pistol rakitan. Mungkin itu pistol milik polisi," kata Asep yang sekarang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur kepada Tempo, Kamis (18/3). Asep mengaku selalu mengikuti perkembangan kasus pengejaran kelompok teroris melalui siaran televisi di Blok F, tempat dia dikurung.

Menurut Asep, hubungannya dengan Dul Matin cukup dekat. Dia pernah satu rumah dengan lelaki yang punya nama Joko Pitono itu selama satu bulan di Poso pada 2003. Bahkan, kata Asep, dialah yang menjemputnya di Pelabuhan Poso ketika Dul Matin datang dari Jawa paska ledakan bom Bali I. "Dul Matin itu ahli elektronik dan merakit bom, tapi orangnya serius dan tak suka humor," kata Asep.

Dul Matin pulalah, kata Asep, yang aktif menggalang massa untuk berunjuk rasa memprotes penangkapan aktivis Islam oleh polisi pada 2003. Padahal, ujar Asep, saat itu Dul Matin telah ditetapkan sebagai salah satu buronan kasus bom Bali I. Fotonya pun terpampang di mana-mana. "Tapi dia masih berani memipin demonstrasi ke Polda dan nongkrong di warung kopi," ungkap Asep.

Asep menambahkan, pertemuannya pertama kali dengan Dul Matin terjadi di Ambon pada 1999. Asep, yang asal Ciamis, Jawa Barat itu masuk ke Ambon pada tahun itu juga bersama-sama dengan aktivis Kompak. Dua tahun kemudian ia berjumpa lagi dengan Dul Matin di Solo. Ketika itu, ujar Asep, Dul Matin dan kelompoknya tengah merancang aksi teror ke Bali. "Dul Matin sempat menunjuk saya sebagai pembawa bom ke Bali, tapi batal," kata Asep.

Dul Matin akhirnya memberi tugas Asep untuk mensurvei lokasi serangan. Tugas itu dijalankan Asep bersama Hildan alias Ahmad pada awal 2001. Asep menduga, Dul Matin akhirnya menunda serangan bom ke Bali. "Saya dengar awalnya akan dilakukan pada 2001, tapi entah kenapa mundur jadi 2002," imbuh Asep.

Hubungannya dengan Dul Matin sempat putus setelah Asep kembali ke Poso awal 2003. Pada periode itulah dia sempat bertemu dengan Zulkarnain, gembong teroris yang juga diburu polisi. Zulkarnain datang meninjau lokasi latihan Asep dan kawan-kawan di Poso. Menurut Asep, usia Zulkarnain ketika itu sekitar 50 an tahun. Penampilannya santai dan tenang. "Kalau memberi doktrin, rasanya langsung menancap di hati," kata Asep.

Setelah itu Asep sempat pergi ke Mindanau, Filipina Selatan, selama enam bulan untuk kursus bahasa dan strategi militer. Asep juga diberi tugas mempelajari jalur tikus untuk menyelundupkan senjata dari Mindanau ke Poso. Di tempat inilah Asep berjumpa dengan Faturahman Al Gozi, teroris asal Madiun yang kemudian ditembak mati aparat setempat. "Dia instruktur pelatihan militer di Mindanau, dan cukup disegani," kata Asep.

Asep kemudian ditangkap polisi di persembunyiannya pada 2005 karena terlibat kasus penyerangan markas Brimob di Pulau Seram. Pengadilan Negeri Ambon memvonis Asep dengan hukuman mati. Namun hukuman Asep diturunkan menjadi seumur hidup setelah dirinya mengajukan banding. KUKUH S WIBOWO.

Berita terkait

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

24 Desember 2023

Catatan Jamaah Islamiyah Dinyatakan Sebagai Dalang di Balik Bom Natal 2000 dan Bom Bali

Kelompok ini diduga membentuk organisasi resmi pada akhir 1980-an hingga awal 1990-an dan lalu disebut dalang peristiwa Bom Natal 2000 dan Bom Bali.

Baca Selengkapnya

Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

6 Desember 2023

Marthinus Hukom Kepala BNN, Ini Rekam Jejaknya di Densus 88 Antiteror Polri

Kepala Densus 88 Antiteror Polri Irjen Marthinus Hukom ditunjuk sebagai Kepala BNN menggantikan Petrus Golose. Ini rekam jejaknya saat di Densus 88.

Baca Selengkapnya

Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

13 April 2023

Kelompok Teroris JI di Lampung Pernah Sembunyikan Pelaku Bom Bali I dan Bom Poso

Kelompok teroris Jamaah Islamiyah yang digerebek oleh Densus 88 di Lampung, pernah menyembunyikan pelaku Bom Bali I dan Teror Bom Poso

Baca Selengkapnya

Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

21 Februari 2023

Eks Napi Terorisme Ali Fauzi Manzi: Merakit Bom Jauh Lebih Mudah Dibanding Membuat Karya Ilmiah

Bekas napi terorisme Ali Fauzi Manzi bercerita tentang sulitnya meraih gelar doktor. Dia ingin eks napi terorisme lain mengikuti jejaknya.

Baca Selengkapnya

4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

25 Desember 2022

4 Aksi Bom yang Melibatkan Noordin M. Top Selain Mendalangi Bom Natal 2000

Setelah aksi Bom Natal 2000, dalam setiap aksinya, Noordin M Top diduga lebih menargetkan korban asing untuk menarik perhatian dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

14 Desember 2022

Pembuat Bom Bali Umar Patek Minta Maaf, Australia Tetap Marah

Umar Patek minta maaf pada keluarga korban bom Bali di Australia, yang tetap merasa kecewa atas pembebasan bersyaratnya.

Baca Selengkapnya

6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

9 Desember 2022

6 Fakta soal Umar Patek, Terpidana Kasus Bom Bali I yang Baru Saja Dinyatakan Bebas Bersyarat

Walaupun terkait dengan organisasi Jamaah Islamiyah, tetapi Umar Patek tetap bersikukuh bahwa ia bukan termasuk anggotanya.

Baca Selengkapnya

Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

9 Desember 2022

Dinyatakan Bebas Bersyarat, Begini Kisah Pelarian Terpidana Terorisme Bom Bali I Umar Patek

Awal perjalanan Umar Patek dimulai pada 1995 saat ia terlibat dalam perjuangan Moro Islamic Liberation Front di Minanao, Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

9 Desember 2022

Terpidana Terorisme Umar Patek Bebas Bersyarat, Ini Perannya dalam Serangan Bom Bali I

Meskipun bukan sebagai pelaku utama Bom Bali I, tetapi Umar Patek memiliki peran yang cukup vital, yakni sebagai perancang eksekusi.

Baca Selengkapnya

Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

7 Desember 2022

Terpidana Kasus Bom Bali Umar Patek Bebas Bersyarat

Umar Patek dianggap telah memenuhi syarat administratif dan substantif untuk mendapatkan hak pembebasan bersyarat.

Baca Selengkapnya