Tak Kuat Tebus Obat, Pasien Gizi Buruk Madura Dibawa Pulang
Rabu, 17 Maret 2010 20:42 WIB
Saat ini dalam usia dua tahun, berat Aisyiah hanya empat kilogram dan belum bisa berjalan.
Siti Aisyah, dan orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani, sebenarnya masuk dalam jaminan kesehatan Jamkesmas. Tapi, kata ibu Aisyah, Nurtimah, Rabu (17/3), di rumahnya Desa Rabesen, Camplong, Sampang, "Obat yang harus dibeli tidak ditanggung Jamkesmas."
Nurtimah mengatakan dari rontgen dan uji laboratorium, selain gizi buruk putri semata wayangnya itu juga menderita paru-paru dan asma. Untuk pengobatan paru-parunya itulah, obat yang harus ditebus sangat mahal. "Makanya kami bawa pulang saja, percuma dirawat tak bisa beli obat," katanya tanpa merincikan harga obat yang harus dibeli.
Kondisi ekonomi keluarga Siti Aisyah memang sangat miskin. Ayahnya Nurdidin hanyalah buruh tani penggarap lahan. Sementara ibunya hanya ibu rumah tangga yang sambi kerja serabutan.
Gizi buruk yang diderita putrinya sudah terjadi sejak usianya menginjak tiga bulan. Saat itu air susu Nurtimah tidak lagi mengalir. Karena tidak kuat membeli susu kemasan, Aisyah hanya makan bubur dan air gula sebagai asupan.
"Seminggu yang lalu, Aisyah dirawat di RSUD Pamekasan, karena harga obat tak terjangkau, kami bawa pulang juga," tutur Nurdidin ayah Siti Aisyah.
Kini diusia dua tahun, berat tubuh Aisyah hanya empat kilogram dan belum bisa berjalan. "Kami berharap ada bantuan untuk menebus obat," ungkap Nurdidin sambil menggendong putrinya yang terus menangis.
MUSTHOFA BISRI