Solahudin Wahid Siap Memimpin NU

Reporter

Editor

Minggu, 14 Februari 2010 22:54 WIB

TEMPO Interaktif, Palu - KH Solahuddin Wahid atau Gus Sholah mengaku bersedia memimpin Nahdlatul Ulama (NU) lima tahun mendatang pasca kepemimpinan Hasyim Muzadi. Kesediaan itu disampaikan di depan peserta dialog Kebangsaan NU dan pra-Muktamar ke-32 di Makassar, Maret 2010, mendatang yang dihadiri pengurus wilayah dan cabang NU kawasan timur Indonesia. "Insya Allah saya siap memimpin NU mendatang," kata Gus Sholah, Ahad (14/2).

Keinginan untuk maju sebagai kandidat ketua PBNU kata dia, karena dirinya mendapat dorongan dari sejumlah kiyai berpengaruh di Jawa Timur.
"Saya katakan kepada kiyai, saya ini kan sudah tua. Tapi kata mereka, usia itu tidak menjadi hambatan dalam memimpin NU," kata Gus Sholah

Ia mengatakan, calon ketua umum PBNU harus punya budaya organisasi yang baik. Niatnya untuk memimpin organisasi Islam terbesar itu juga harus tulus dan ikhlas. "Kita organisasi kemasyarakatan tapi paradigmanya organisasi politik. Kita harus tinggalkan paradigma ini," katanya.

Ke depan, kata Gus Solah, NU harus fokus dalam urusan pendidikan dan ekonomi rakyat. Dia mengatakan, sebagian besar dari penduduk miskin di Indonesia adalah warga NU. Secara sosial politik, mereka termasuk kelompok ekonomi lemah yang bergerak di sektor buruh migran, petani, dan pedagang kaki lima. "Politik tetap penting tetapi politik kemaslahatan, bukan politik kepartaian" katanya.

Gus Sholah mengatakan, NU ke depan harus menjadi kekuatan masyarakat sipil. Salah satu upaya penguatan itu dilakukan dengan memperjuangkan kesejahteraan warga NU. "Kalau dulu Gus Dur memperjuangkan demokrasi, kita sekarang perjuangkan ekonomi. Kalau dulu Gus Dur melawan pemerintah, maka kita sekarang bekerja sama dengan pemerintah," katanya.

Gus Sholah mengatakan, perbaikan organisasi NU mendatang di antaranya meliputi upaya menghilangkan pragmatisme dalam bentuk politik uang dan menumbuhkan kembali ruh jihad NU yang saat ini sudah amat merosot.

Ia juga mengatakan jika ada tokoh dalam struktur NU menjadi calon dalam Pilpres atau Pilkada, ia harus mundur dari jabatannya di struktur NU.
"Kalau ada yang jadi calon bupati, gubernur atau presiden harus mundur. Itu saya lakukan saat saya menjadi cawapres mendampingi Wiranto. Kenapa? Karena itu rawan konflik," katanya

Menurut dia, untuk meredam dan mengurangi gesekan antara tokoh NU di berbagai tempat, perlu penegasan posisi NU dalam politik kepartaian. Dia mengatakan, perlu rumusan khittah NU dibidang politik yang tidak multi tafsir. "NU harus berdiri di atas semua parpol," katanya.

Darlis Muhamad

Berita terkait

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

5 jam lalu

Prabowo Tiba di Kantor PBNU, Karpet Merah Digelar

Prabowo disambut oleh Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf dan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas.

Baca Selengkapnya

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

6 jam lalu

Menteri hingga Panglima TNI Dijadwalkan Hadir di Halalbihalal PBNU

Halalbihalal PBNU juga akan dihadiri duta besar negara sahabat.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

10 jam lalu

Prabowo-Gibran Dijadwalkan Hadiri Halalbihalal PBNU Hari ini

Prabowo dijadwalkan menyampaikan pidato di acara tersebut.

Baca Selengkapnya

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

10 hari lalu

PMII Berdiri Sejak 1960, Ini Alasan dan Tugas Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia

Ini alasan berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII pada 1960.

Baca Selengkapnya

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

16 hari lalu

'Tragedi' Lebaran 2011, Opor Ayam Sudah Dibuat Penetapan Idul Fitri Mundur Sehari

Masih ingat Lebaran 2011, saat pemerintah mundurkan sehari Idul Fitri. Emak-emak protes opor yang sudah dibuat tak jadi disantap esok hari.

Baca Selengkapnya

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

19 hari lalu

Hilal Sudah Terlihat, Muhammadiyah Tetapkan Idulfitri 1445 H Rabu 10 April 2024

Keputusan berdasar pada Hisab Hakiki Wujudul Hilal yang jadi pedoman Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Baca Selengkapnya

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

19 hari lalu

Lebaran Tanggal Berapa? Ini Jadwal Idul Fitri 2024 Versi Muhammadiyah dan NU

Idul Fitri jatuh tanggal berapa? Untuk Muhammadiyah sudah ditetapkan jika Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024. Lalu, NU kapan?

Baca Selengkapnya

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

35 hari lalu

PBNU dan PP Muhammadiyah Tanggapi Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan Prabrowo-Gibran Menang Pilpres 2024

KPU menetapkan Prabowo-Gibran menang Pilpres 2024. Begini tanggapan PBNU dan PP Muhammadiyah, dua ormas terbesar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

37 hari lalu

Pertama Kali PPP Gagal Masuk Senayan, Ini Profil Partai dengan Tagline Rumah Besar Umat Islam

PPP salah satu partai terlama sejak Orde Baru, selain PDIP dan Golkar. Ini profil dan perolehan suara sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, 2014, 2019, 2024

Baca Selengkapnya

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

45 hari lalu

Hubungan Kekerabatan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersaudara, keduanya putra K.H. Muhammad Cholil Bisri.

Baca Selengkapnya