Lahan Pertanian Jawa Tengah Berkurang 2.500 Hektare Tiap Tahun

Reporter

Editor

Kamis, 11 Februari 2010 13:41 WIB

TEMPO Interaktif, Semarang – Kepala Badan Bimbingan Massal Ketahanan Pangan Jawa Tengah Gayatri Indah Cahyani mengatakan, setiap tahun lahan pertanian Jawa Tengah menyusut antara 2.000 -2.500 hektare akibat alih fungsi lahan.

Jika hal ini dibiarkan akan mengancam ketahanan pangan Jawa Tengah dan nasional, mengingat provinsi ini menjadi penyangga kebutuhan beras nasional ke tiga.

Untuk menghindari alih fungsi lahan pertanian, kata Gayatri, harus ada perencanaan tata ruang yang memproteksi lahan pertanian abadi. Selain itu, para bupati dan wali kota juga harus konsisten mempertahankan lahan pertanian. “Kuncinya pada para bupati dan wali kota, karena merekalah yang memberikan izin alih fungsi,” kata Gayatri kepada Tempo, Kamis (11/2).

Gayatri menjelaskan, jika tiap hektar sawah menghasilkan lima ton gabah, dikalikan dua kali panen, maka tiap tahunnya, produksi gabah Jawa Tengah berkurang antara 20 ribu - 25 ribu ton atau setara 12 ribu - 15 ribu ton beras.

Untuk mempertahankan ketahanan pangan, Jawa Tengah mengupayakan lahan pertanian abadi sebanyak satu juta hektare. “Saat ini lahan pertanian yang ada hanya sekitar 900 ribu hektare,” tambah Gayatri.

Tahun lalu, produksi beras Jawa Tengah mencapai sekitar 5,3 juta ton. Sementara kebutuhan konsumsi beras hanya 2,8 juta ton atau surplus sekitar 2,5 juta ton.

Terpisah, Sekteraris Panitia Khusus Rancangan Peraturan Daerah Tata Ruang Tata Wilayah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Tengah, Khafid Sirotuddin mengatakan, lahan pertanian Jawa Tengah terancam berkurang sekitar 1.000 hektare karena terkena proyek tol Trans-Jawa yang melewati provinsi ini.

“Sebisa mungkin tol Trans-Jawa tidak merubah alih fungsi lahan pertanian. Kalaupun ada alih fungsi, harus ada lahan pengganti,” kata Khafid.

Dalam pembahasan Rencana Tata Ruang dan Tata Wilayah yang akan berlaku hingga 20 tahun ke depan, diupayakan Jawa Tengah harus memiliki lahan pertanian abadi sekitar 1,5 juta hektare. "Hal ini sebagai antisipasi pertumbuhan penduduk Jawa Tengah hingga 20 tahun kedepan,” ujar Khafid menambahkan.

Dia juga menegaskan agar para kepala daerah konsisten memegang Tata Ruang Tata Wilayah. “Jangan sampai tata ruang kalah dengan tata uang, sehingga praktik alih fungsi lahan dengan mudah dilakukan,” tandasnya.

Sohirin

Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

1 hari lalu

Mengenal Guinea, Lawan Timnas Indonesia U-23 di Playoff Olimpiade Paris 2024

Timnas Indonesia U-23 harus menang melawan Timnas Guinea U-23 jika ingin lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

6 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

10 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

12 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

15 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

15 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

25 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

37 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

40 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya