Apkasi Tolak Rencana Revisi UU Otonomi

Reporter

Editor

Senin, 21 Juli 2003 14:48 WIB

TEMPO Interaktif, Samarinda:Pemerintahan Megawati Soekarnoputri diharapkan tidak gegabah untuk melakukan revisi Undang Undang Otonomi Daerah. Karena UU yang sudah berjalan, sudah membawa kemajuan kepada setiap daerah-daerah. Pemerintah harus lebih memikirkan hal-hal yang mendesak untuk saat ini. Jangan lantas menyalahkan otonomi daerah, sehingga lagi-lagi daerah yang disalahkan, ujar Syaukani HR, Ketua Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) kepada Tempo News Room yang di hubungi via telepon, Minggu (2/2). Hal tersebut menanggapi rencana Presiden Megawati i yang akan tetap merevisi UU teserbut. Syaukani mengemukakan, UU Otonomi sudah mampu menyeimbangkan pembangunan antara daerah yang dekat kekuasaan dengan daerah yang selama ini tidak menikmati kue pembangunan. Kalau direvisi, maka Indonesia akan kembali ke dalam era Orde Baru yang serba sentralistik. Untuk itu, kata dia, Apkasi sangat menentang keras rencana Presiden untuk merevisi UU Otonomi. Karena, kata dia, sangat tidak tepat revisi dilakukan saat ini. Boleh saja revisi dilakukan, katanya lagi, asalkan sudah ada penilaian bahwa otonomi yang baru saja berjalan di sebagian besar daerah dinilai gagal. Banyak daerah yang maju dengan otonomi daerah. Kok mau direvisi sih, ujarnya. Sudah menjadi kenyataan saat ini banyak daerah-daerah yang berkembang dan maju secara pesat dengan diberlakukan undang-undang Otonomi. Kalau ada daerah yang tidak berkembang, pemerintah pusat semestinya membimbingnya dan memberikan araha. Jadi, Presiden Megawati tidak punya alasan ingin tetap merevisinya, ujar Bupati Kutai Kertanegara. Syaukani menambahkan, semestinya yang menjadi prioritas utama pemerintahan Megawati saat ini adalah mengusulkan dibuatnya undang-undang atau peraturan baru yang berkaitan dengan pemilihan secara langsung gubernur maupun bupati serta Walikota. Hal tersebut, kata dia, lebih pantas dibandingkan memikirkan atau memaksakan diri merevisi. Kan itu lebih baik. Daripada berpikir terus revisi UU Otonomi, alangkah bijaksananya presiden menyuruh menterinya membuat peraturan baru yakni, pemilihan langsung, ujarnya. Jadi, kata Syaukani, alangkah baiknya pemerintahan Megawati tidak bersikeras ingin merevisi UU Otonomi daerah. Namun kalau masih tetap merevisinya, Syaukani mengatakan, ancaman konflik akan mudah disulutkan dan akhirnya akan berdampak kepada keutuhan bangsa serta tersendatnya pembangunan yang merata. Itu yang mesti disadari Megawati bersama kabinetnya. Daerah sangat mudah bergejolak,tuturnya. Mengenai UU 25 mengenai perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, Syaukani mengatakan, juga akan menolak dengan tegas kalau porsi perimbangan daerah di kurangi lagi porsinya untuk pusat. Semestinya, kata dia, kalau pusat bersungguh-sungguh perhatiannya terhadap daerah, maka perimbangan ke daerah lebih ditingkatkan lagi jatahnya. Boleh revisi, asalkan jatahnya daerah jangan di kurangi. Tapi justru ditambahi, ujarnya.(Rusman -- Tempo News Room)

Berita terkait

Top Skor Proliga 2024 Sektor Putri: Pemain Asing Mendomasi, Megawati Hangestri Masih Tertinggal

2 menit lalu

Top Skor Proliga 2024 Sektor Putri: Pemain Asing Mendomasi, Megawati Hangestri Masih Tertinggal

Kompetisi bola voli Proliga 2024 akan memasuki pekan ketiga. Persaingan top skor putri didominasi pemain asing.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

13 menit lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

15 menit lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

16 menit lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

19 menit lalu

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

Anies menggelar acara ulang tahun di kediamannya, Pendopo Anies Baswedan, dengan membawa jajanan dari luar.

Baca Selengkapnya

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

20 menit lalu

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

Gibran tampak terkejut saat ditanya soal sikap Ganjar yang menyatakan akan menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

20 menit lalu

Vietnam Buka Tur di Tengah Hutan Malam Hari, Apa Saja yang Bisa Dinikmati?

Cuc Phuong di Veitnam merupakan taman nasional tertua dan terbesar di Vietnam, banyak hal yang ditawarkan kepada wisatawan.

Baca Selengkapnya

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

20 menit lalu

Sadiq Khan, Muslim Pertama yang Terpilih Jadi Wali Kota London Tiga Periode

Sadiq khan terpilih untuk ketiga kalinya sebagai wali kota London.

Baca Selengkapnya

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

20 menit lalu

Prabowo Disebut Bentuk Kabinet Gemuk, Begini Perbandingan dengan Presiden Sebelumnya

Prabowo disinyalir membentuk kabinet gemuk, bagaimana perbandingan dengan presiden sebelumnya?

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

22 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Melemah ke Level 7.128,7, Berikut Saham yang Aktif Diperdagangkan

IHSG ditutup di level 7.128,7 atau turun 0,09 persen dibanding kemarin.

Baca Selengkapnya