Ali Maschan Moesa Deklarasikan Diri Jadi Calon Ketua PBNU
Senin, 1 Februari 2010 17:32 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Senin (1/2) sore mulai pukul 15.00 WIB, Ali Maschan Moesa menyatakan dirinya siap menjadi calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada kesempatan silaturrahim ulama di pondok pesantren Azziiyadah, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Dia akan bersaing dengan calon-calon antara lain Masdar F Mas’udi, Ahmad Bagja, Sholahudin Wahid (Gus Sholah), Slamet Efendi Yusuf, Ulil Abshor Abdalla, dan Said Agil Siradj. Mereka semua akan bersaing untuk menggantikan Ketua PBNU periode sebelumnya, yakni KH Hasyim Musadi.
Ali Maschan Musa adalah Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur 1999-2008, dan juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009-2014 dari Fraksi PKB di Komisi VIII (Agama, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan).
Dia menyatakan jika terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, dirinya siap undur diri dari jabatannya sebagai anggota DPR. Dalam deklarasinya ia menyatakan ingin mewujudkan persatuan, kebersamaan, kasih sayang, serta tolong-menolong bagi seluruh warga NU.
Ia juga bertekad memberdayakan komunitas fakir-miskin, mempertahankan NKRI, serta meningkatkan dimensi spiritualitas dalam melaksanakan ajaran agama. “Tidak hanya sebagai M.O. (Modus Operandi)”, ujarnya.
ASWIDITIYO NEDWIKA
Dia akan bersaing dengan calon-calon antara lain Masdar F Mas’udi, Ahmad Bagja, Sholahudin Wahid (Gus Sholah), Slamet Efendi Yusuf, Ulil Abshor Abdalla, dan Said Agil Siradj. Mereka semua akan bersaing untuk menggantikan Ketua PBNU periode sebelumnya, yakni KH Hasyim Musadi.
Ali Maschan Musa adalah Mantan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur 1999-2008, dan juga anggota Dewan Perwakilan Rakyat 2009-2014 dari Fraksi PKB di Komisi VIII (Agama, Sosial, dan Pemberdayaan Perempuan).
Dia menyatakan jika terpilih sebagai Ketua Umum PBNU, dirinya siap undur diri dari jabatannya sebagai anggota DPR. Dalam deklarasinya ia menyatakan ingin mewujudkan persatuan, kebersamaan, kasih sayang, serta tolong-menolong bagi seluruh warga NU.
Ia juga bertekad memberdayakan komunitas fakir-miskin, mempertahankan NKRI, serta meningkatkan dimensi spiritualitas dalam melaksanakan ajaran agama. “Tidak hanya sebagai M.O. (Modus Operandi)”, ujarnya.
ASWIDITIYO NEDWIKA
