Presiden Minta Jangan Saling Salahkan dalam Kasus Pembalakkan Liar

Reporter

Editor

Senin, 18 Januari 2010 19:05 WIB

TEMPO Interaktif, Ngawi – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta masyarakat tak saling menyalahkan atas siapa yang paling bertanggung jawab atas kerusakan hutan.

“Tak usah lihat yang dulu, dimulai hari ini oleh kita sendiri,” kata dia dalam sambutannya di depan ribuan peserta pelaksanaan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II di Ngawi, Jawa Timur, Senin (18/1) sore.

Presiden menegaskan, dampak pembalakkan hutan cukup berbahaya. Akibat hutan gundul, bencana longsor dan banjir dapat mengancam sewaktu-waktu. "Seperti longsor yang pernah terjadi di Jember, Jawa Timur, beberapa tahun lalu," katanya.

Presiden mengingatkan agar masyarakat mulai gencar menanam pohon. Salah satu upaya yang dicontohkan pihaknya adalah dengan melakukan penanaman pohon di Waduk Bening Widas Kabupaten Madiun, Senin siang tadi. “Satu miliar (pohon), satu tahun,” kata dia.

Selain perhatian terhadap penanaman pohon, presiden mengatakan akan memprioritaskan pembangunan waduk-waduk. Sebagai tempat penampungan air dari daerah aliran sungai, waduk dapat mendatangkan manfaat bagi masyarakat. Contohnya Waduk Widas, sebagai tempat berkumpul air dari daerah aliran Sungai Berantas.

Presiden menambahkan, manfaat waduk adalah untuk mengendalikan banjir, irigasi, sumber energi pembangkit listrik, hingga sarana pembiakan ikan.

ANANG ZAKARIA

Berita terkait

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

23 Januari 2024

Rimbawan Muda: Debat Cawapres Gagal Elaborasi Partisipasi Masyarakat Adat

Debat cawapres 2024 kedua dinilai Rimbawan Muda Indonesia (RMI) gagal memahami aspek tata kelola kehutanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

30 Oktober 2017

Targetkan 12 Juta Hektar Hutan Sosial, Ini Tantangan Jokowi

Siti Nurbaya mengatakan ada berbagai alasan kenapa mengejar target 12,7 juta hektar hutan sosial sesuai Nawa Cita bukanlah kerja yang ringan.

Baca Selengkapnya

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

23 Agustus 2017

KLHK Akan Mengelola Hutan dengan Wirausaha

Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar upaya itu tetap mengacu pada prinsip pembangunan dan kelestarian.

Baca Selengkapnya

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

16 Agustus 2017

Walhi: Tak Heran Harimau Sering Masuk Kampung, Sebabnya...

WALHI menyoroti tumpang tindih kebijakan kawasan hutan dan aktivitas pertambangan berikut dampaknya bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

2 Agustus 2017

Jokowi Tegur KLHK: Pengelolaan Hutan Jangan Berorientasi Proyek  

Jokowi ingin pengelolaan hutan dilakukan dengan menerapkan terobosan sehingga bisa mendukung perekonomian warga sekitar dan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

9 Juli 2017

Menteri Sofyan Akan Surati KLHK Soal Izin Pinjam Pakai Hutan  

Pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai di Riau terhambat kawasan hutan.

Baca Selengkapnya

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

26 Maret 2017

Menebang Pohon di Hutan, Petani di Cilacap Ditangkap Polisi

Sudjana berkukuh penebangan yang ia lakukan legal.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

25 Maret 2017

Pemerintah Serahkan Konsesi PT LUM untuk Warga Kepulauan Meranti

Kementrian LHK menyerahkan konsesi PT Lestari Unggul Makmur seluas 10.390 ha ke warga Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.

Baca Selengkapnya

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

25 Maret 2017

Tolak Konsep Hutan Adat, Kalimantan Selatan Terapkan Hutan Desa

Konsep ini diyakini bisa menekan konflik lahan di daerah itu.

Baca Selengkapnya

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

25 Maret 2017

Beda Kebiasaan, Kalimantan Selatan Kesulitan Tetapkan Hutan Adat  

Menurut Hanif, warga adat Kalimantan Selatan biasa berladang berpindah secara pribadi.

Baca Selengkapnya