Jembatan Darurat Disiapkan untuk Aktifkan Jalur Malang-Batu-Kediri-Jombang
Kamis, 14 Januari 2010 15:41 WIB
TEMPO Interaktif, Malang — Jembatan Ngeprih di Desa Ngeprih, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang dilaporkan ambruk ternyata hanya mengalami retak memanjang di bentang tengahnya.
Selain itu, dua tiang beton penyangga jembatan di bagian tengah juga retak. Retakan pada jembatan yang diperhatikan Tempo, mirip rekahan selebar sekitar 15 centimeter dan memanjang lima meter atau selebar badan jembatan.
Tiang penyangga di sebelah kanan turun sekitar 50 centimeter dari posisi semula sehingga posisi jembatan agak miring ke kanan jika dilihat dari arah Malang.
“Dari laporan warga dan petugas kami, kemungkinan besar jembatan retak-retak dan terancam ambles karena terus-menerus tergerus air. Apalagi usianya sudah tua,” kata Pitoyo Wasis S, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Jawa Timur di Malang, kepada Tempo, Kamis (14/1).
Jembatan sepanjang 22 meter dan selebar lima meter itu berusia 36 tahun. Sejumlah alat berat didatangkan dari Ngoro, Jombang dan tiba di lokasi pada pukul 09.00 Wib. Sedangkan material batu-batuan sudah tiba di lokasi pada pukul sekitar 01.00 Wib.
Rencananya, dalam dua hari ini jembatan darurat dibangun untuk menggantikan peran jembatan utama sehingga arus lalu lintas dari arah Malang atau Batu menuju Kediri atau Jombang lancar kembali sampai menunggu jembatan utama yang baru selesai dibangun.
Pitoyo tak dapat memperkirakan berapa lama jembatan baru dibangun. Saat ini sedang dibahas penyebab keretakan, desain jembatan, dan rencana pengerjaannya. “Kalau soal berapa lamanya mulai dari perencanaan sampai pengerjaan, wah, belum bisa diperkirakan,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, karena jembatan retak itu jalur dari Malang atau Batu ke Kediri atau Jombang terputus. Jembatan ini menghubungkan batas Kecamatan Pujon dengan Kecamatan Ngantang di Kabupaten yang sama.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Malang Ajun Komisaris Yuli Purnomo mengatakan, seluruh kendaraan dari arah barat (Ngantang dan Kasembon di Kabupaten Malang serta Kediri atau Jombang) dialihkan melewati simpang tiga obyek wisata Bendungan Selorejo menuju Wlingi, Kabupaten Blitar.
Sedangkan dari arah timur (Batu) dialihkan melalui jalur alternatif berupa jalan desa sepanjang sekitar 5 kilometer mulai pertigaan Dusun Kedungrejo, Desa Sukomulyo, melintasi tiga dusun di Desa Bendosari (Dusun Cukul, Dusun Dadapan Wetan, dan Dusun Dadapan Kulon) yang “berakhir tepat di ujung jembatan sebelah barat arah ke Kediri atau Jombang.
ABDI PURNOMO