Nelayan Diberi Kemudahan Perizinan Melaut dengan Kapal Besar

Reporter

Editor

Rabu, 13 Januari 2010 15:39 WIB

TEMPO Interaktif, Tanjungpinang - Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menegaskan, Pemerintah akan memberi kewenangan kepada pemerintah daerah baik tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk mengeluarkan izin kapal tangkap ikan dari berat kotor 2 hingga 30 Gros Ton (GT). Pertimbangannya adalah agar nelayan di daerah tidak terhambat melaut karena perizinan belum lengkap.

"Bila pemerintah provinsi sanggup, maka kapal tangkap ikan hingga 60 GT diserahkan perizinanannya," kata Fadel Muhammad di hadapan para nelayan Provinsi Kepulauan Riau dalam acara penyerahan kapal motor 5 gros ton ( GT ) dan 2 GT kepada nelayan se-Provinsi Kepulauan Riau, Rabu ( 13/1/2010 ) di Tanjungpinang, Kepri. Fadel menyebutkan, nelayan di Indonesia masih dalam masuk garis kemiskinan. Ini terjadi akibat sulitnya mengurus izin penangkapan ikan, sehingga tidak mampu menangkap ikan di tengah laut.

Sedangkan pencuri ikan dari negara lain khususnya dari Thailand dan Vietnam menggunakan kapal hingga 200 GT. Selain itu, Fadel minta pemerintah daerah memperhatikan biota laut seperti terumbu karang. Kelestarian terumbu karang harus dijaga karena di sana tempat ikan mencari ikan. Bila terumbu karang rusak maka dipastikan daerah itu tidak ada ikannya, dan ini akan menyulitkan nelayan. Pihak DKP akan mengalokasikan dana dua puluh persen disalurkan ke nelayan dari dana Kredit Usaha Rakyat dan dana alokasi khusus senilai Rp 20 triliun. Gunanya untuk membangun sentra produksi ikan, serta tempat penampungan ikan hasil tangkapan nelayan sebelum di jual ke pihak lain. "Bila perlu Bulog pun bisa menjadi penampung," katanya.

Fadel yakin, pada tahun 2015 Indonesia menjadi produsen ikan terbesar di dunia, karena ikan di perairan Indonesia selain berlimpah, juga memiliki ikan yang tidak terdapat di perairan lain. Di perairan Provinsi Kepri, kata Fadel, terdapat ikan Kerapu Tikus dan Kerapu Macan serta ikan Bawal Putih. Ikan ini paling diminati konsumen luar dan dalam negeri. Fadel juga menyebutkan ada tujuh provinsi yang merupakan daerah perairan. Untuk itu perlu dibangun kawasan perikanan yang disebut Minapolitan. Di sini dibangun tidak hanya penampungan ikan, tapi juga tempat pendidikan bidang ini perikanan, rumah sakit nelayan dan lain-lain yang sifatnya membantu mengangkat harkat nelayan.

Gubernur Kepulauan Riau, Ismeth Abdullah mengatakan, pihaknya telah menyerahkan 522 unit kapal motor penangkap ikan dengan berbagai ukuran. Dan saat ini terdapat 30.293 unit armada perikanan tangkap teridiri dari 10.053 perahu tanpa motor, 4.367 unit motor tempel, dan 15.873 unit kapal motor.

Advertising
Advertising

Ismeth menjelaskan pada tahun 2010, pihaknya menganggarkan dana untuk membantu nelayan senilai Rp. 8,9 miliar untuk 150 unit kapal penangkap ikan lengkap dengan alat lainnya. Untuk menyelesaikan pemberian perahu tanpa motor kepada nelayan dibutuhkan waktu 10 tahun. Ia berharap dengan banyaknya kapal penangkap ikan bermotor lengkap dengan assesories sehingga mampu mendongkrak hasil tangkap nelayan yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan asli daerah. "Tentu membuka lapangan kerja bidang perikanan," kata Ismeth.

RUMBADI DALLE

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

7 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

10 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

33 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

43 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

45 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya