Nelayan Ancam Mogok Bayar Retribusi

Reporter

Editor

Jumat, 8 Januari 2010 10:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia mengancam akan memberikan intruksi kepada seluruh nelayan agar tidak mau membayar retribusi nelayan di masing-masing tempat pelelangan ikan.

Tindakan itu sebagai salah satu protes terhadap kebijakan pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota yang masih menolak menghapus retribusi nelayan di masing-masing daerah.

"Kalau nelayan mogok tidak mau bayar retribusi maka tidak ada konsekwensi pelanggaran hukum," kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia, Riyono kepada Tempo, Jum'at (8/1).

Apalagi, kata Riyono, penghapusan retribusi nelayan itu termasuk salah satu program 100 hari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang harus dipatuhi pemerintah di daerah.

Hingga kini masih ada tujuh provinsi dan 21 kabupaten menolak penghapusan retribusi nelayan. Padahal penghapusan retribusi dimaksudkan mengurangi beban para nelayan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan sudah menyebarkan surat edaran kepada gubernur, bupati, dan wali kota untuk menghapus retribusi nelayan mulai 1 Januari lalu (Koran Tempo, 8/1).

Perhimpunan meminta agar pemerintah bertindak tegas terhadap daerah yang masih enggan menghapus retribusi nelayan. "Kasihan nelayan terus menerus dibebani," kata dia. Padahal, di negara-negara lain nelayan tidak diminta retribusi tapi justru nelayan harus menerima insentif dari pemerintah.

Riyono memperkirakan daerah yang menolak menghapus retribusi nelayan itu khawatir jika akan berpengaruh terhadap pendapatan asli daerahnya. Apalagi, selama ini pendapatan restribusi nelayan melalui tempat pelelangan ikan juga sangat besar.

Riyono menilai, keengganan daerah menghapus retribusi nelayan menjadi bukti lemahnya inisiatif para pemimpin di daerah untuk mencari pendapatan asli daerah dari sektor lain.

"Masa PAD hanya mengdandalkan nelayan, harusnya ada inisiatif lain yang tidak membebani nelayan," kata dia. Apalagi, di sektor kelautan banyak sekali potensi-potensi yang bisa mendatangkan pendapatan besar.

Perhimpunan setuju saja jika masih tetap ada retribusi nelayan. Namun, hasil retribusi itu diperuntukan untuk memanfaatkan pengelolaan TPI yang bisa menguntungkan nelayan.

"Jangan dimasukan ke dalam PAD," katanya. Selama ini, hasil pendapatan retribusi nelayan sangat besar memberikan sumbangan ke PAD di masing-masing daerah. Namun, sumbangsih pemerintah daerah kepada para nelayan sangat kecil.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

3 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

3 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

15 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

24 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

25 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

44 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

44 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

44 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

45 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya