Aulia Pohan: Posisi BI Dilematis Saat Merger Tiga Bank

Reporter

Editor

Selasa, 5 Januari 2010 16:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aulia Pohan, mengakui posisi Bank Indonesia ketika menyetujui merger tiga bank, yakni Bank Danpac, Bank Pikko, dan Bank CIC menjadi Bank Century pada 2004, sangat dilematis.

Aulia membenarkan adanya temuan pemeriksaan Bank Indonesia pada 2002 yang menunjukkan terjadinya kejahatan perbankan yang dilakukan oleh pihak terkait Bank CIC dan Chinkara. Namun, Bank
Indonesia tak bisa membatalkan proses merger karena ijin prinsip akuisisi ketiga bank oleh Chinkara Capital yang mensyaratkan dilakukannya merger telah diterbitkan dalam Rapat Dewan Gubernur pada 27 November 2001.

Apalagi, penutupan Bank CIC dikhawatirkan akan berdampak kepada Danpac dan Pikko. Ketiga bank tersebut sebenarnya memiliki hubungan keuangan karena dimiliki oleh satu pemegang saham pengendali yang diperoleh lewat bursa saham. “Terus terang, CIC terutama, saat itu banyak masalah. Kalau tutup satu, itu artinya tutup tiga. Saat itu memang dilematis,” katanya dalam pemeriksaan Panitia Angket kasus Bank Century di komplek Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa (5/1).

Aulia sebenarnya mengaku tak ikut serta dalam finalisasi keputusan merger ketiga bank tersebut menjadi Bank Century pada akhir 2004. Saat itu, dia telah memasuki masa pensiun sebelum akhirnya digantikan Direktur Perijinan dan Informasi Perbankan saat itu, Siti Chalimah Fadjrijah, pada Mei 2005.

Namun, dia mengaku ikut serta dalam proses perkembangan merger ketiga bank tersebut sejak Bank Indonesia di bawah pimpinan Gubernur Bank Indonesia, Syahrir Sabirin, memberikan ijin prinsip akusisi kepada Chinkara. Sejak 2002-2004 Aulia memang menjabat sebagai Deputi Gubernur Bank Indonesia yang membawahi pengawasan perbankan.

Advertising
Advertising

Pada saat itulah Aulia mengaku mengenal Robert Tantular, pemilik Bank CIC yang belangan tetap menjadi pemilik pasca bank itu dilebur menjadi Bank Century. “Dia pemilik bank, sebagai pengawas masa tidak kenal yang diawasi,” katanya.

Sesaat sebelum masa jabatannya berakhir, pada 22 Juli 2004, Aulia mengaku menerima catatan dari Direktur Pengawasan Bank I Bank Indonesia saat itu, Sabar Anton Tarihoran, soal laporan perkembangan rencana merger Bank Danpac, Pikko, dan CIC. Dia pun mengaku mengeluarkan disposisi yang intinya sependapat dengan usulan Direktorat Pengawasan untuk melanjutkan merger.

Namun, dia berdalih disposisi itu bukan sebagai persetujuan merger. “Saat itu kan saya belum menyetujui merger. Lanjutkan saja. Sepakat dengan lanjutkan,” ujarnya.

AGOENG WIJAYA | MUNAWWAROH

Berita terkait

MA Dukung Putusan Bebas Terdakwa Korupsi BJB Banten  

30 Desember 2015

MA Dukung Putusan Bebas Terdakwa Korupsi BJB Banten  

Putusan hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi yang membebaskan terdakwa Wawan Indrawan bukan putusan haram.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Alasan KPK Tunda Pemeriksaan Hadi Poernomo

16 Maret 2015

Tak Ada Alasan KPK Tunda Pemeriksaan Hadi Poernomo

Hadi Poernomo sudah dua kali mangkir dari pemanggilan KPK.

Baca Selengkapnya

SP3 Bank Bukopin, Wakil Jaksa Agung: Enggak Tahu  

12 Desember 2014

SP3 Bank Bukopin, Wakil Jaksa Agung: Enggak Tahu  

Kasus tersebut sudah muncul sejak 2012.

Baca Selengkapnya

KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko

26 November 2014

KPK: Kalau Saham BCA Anjlok, Itu Risiko

KPK tak mau ambil pusing kalau saham BCA turun gara-gara disebut-sebut terlibat di kasus korupsi Hadi Poernomo.

Baca Selengkapnya

TPDI Pertanyakan Status Tersangka Setya Novanto  

14 Oktober 2014

TPDI Pertanyakan Status Tersangka Setya Novanto  

Di berkas peninjauan kembali, terpidana kasus cessie Bank Bali yang buron, Joko Tjandra, dituliskan status tersangka Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

TPDIP Gugat KPK dan Kejaksaan Kasus Setya Novanto

14 Oktober 2014

TPDIP Gugat KPK dan Kejaksaan Kasus Setya Novanto

Surat TPDI dibalas pada Juni 2014, yaitu KPK mengatakan akan mengambil sikap atas kasus ini. "Tapi sampai sekarang tidak ada kejelasan juga dari KPK."

Baca Selengkapnya

Silikon Payudaranya Lumer, Malinda Dee ke Klinik  

3 Oktober 2014

Silikon Payudaranya Lumer, Malinda Dee ke Klinik  

"Katanya Malinda Dee sudah sekitar dua-tiga hari dirawat di klinik akibat mengalami gangguan di payudaranya," kata Dominikus.

Baca Selengkapnya

Pembobol BJB Dituntut 10 Tahun Penjara

30 September 2014

Pembobol BJB Dituntut 10 Tahun Penjara

Selain membobol BJB, Yudi Setiawan juga terbukti menggangsir Bank Jatim Cabang HR Muhammad Surabaya lewat kredit fiktifnya.

Baca Selengkapnya

Jenguk Ayah di KPK, Nadia Mulya Bawa Nasi Kuning

27 Mei 2014

Jenguk Ayah di KPK, Nadia Mulya Bawa Nasi Kuning

KPK juga kedatangan pembesuk untuk bekas Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dan bekas Kepala Bappebti Syahrul R. Sampurnajaya.

Baca Selengkapnya

Empat Analis Bank Jatim Divonis Bebas

26 Mei 2014

Empat Analis Bank Jatim Divonis Bebas

Pekerjaan terdakwa bukan sebagai analis kredit, melainkan
sebagai staf pemasaran.

Baca Selengkapnya