Kehamilan Remaja Berisiko Besar Akibatkan Kematian

Reporter

Editor

Sabtu, 2 Januari 2010 22:33 WIB

TEMPO Interaktif, Makassar – Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu karena besarnya risiko gangguan komplikasi akibat anatomi organ reproduksi yang belum sempurna.

Menurut dokter spesialis Obsetri dan Ginekologi Fatmawati Madya, remaja yang berusia di bawah 20 tahun memiliki panggul yang sempit, sehingga saat bersalin berisiko besar menyebabkan perdarahan akibat disproporsi antara ukuran kepala bayi dan panggul ibu. Perdarahan dan infeksi adalah penyebab kematian ibu saat melahirkan. Usia reproduksi yang sempurna adalah 21 tahun.

Saat ditemui Tempo di sela Seminar Kesehatan Nasional bertajuk Midwife Cares Your Health yang dihadiri ratusan remaja putri di Hotel Clarion, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (2/1), Fatma menyebutkan di Sulsel jumlah kematian ibu saat melahirkan sudah di atas rata-rata standar nasional, yaitu di atas 100 per 100 ribu kelahiran.

Selain itu, kehamilan di usia remaja juga cenderung menyebabkan aborsi. “Aborsi menyumbang 100 persen kematian ibu di Indonesia. Ini banyak dilakukan karena kehamilan yang tak diinginkan,” kata Fatma.

Kehamilan di usia remaja juga berpeluang besar dilakukan persalinan secara caecar. “Ini karena persalinannya lama dan sulit yang diakibatkan adanya komplikasi tadi,” ujar Fatma.

Sel-sel mulut rahim pada remaja, juga belum terbentuk dengan sempurna di usia di bawah 20 tahun. Kemudian saat terjadi kehamilan dan persalinan, bisa menyebabkan kanker serviks atau kanker mulut rahim.

Advertising
Advertising

Selain itu, kata Fatma, remaja yang hamil juga secara mental belum siap dengan kehamilannya sehingga dapat menyebabkan asupan gizi yang dikonsumsi tak cukup atau kurang seimbang.

Kondisi tersebut mengakibatkan anemia, yang juga menjadi salah satu penyebab kematian ibu. Selain berbahaya bagi ibunya, kehamilan di usia remaja juga membahayakan anaknya. “Persalinan preterm meningkat akibat banyaknya kehamilan di usia remaja,” terang Fatma.

Persalinan preterm adalah persalinan sebelum usia kandungan 37 minggu, yang banyak menyebabkan kematian bayi. Ini disebabkan karena organ tubuh bayi belum siap sepenuhnya untuk berfungsi di luar rahim ibu.

Selain kelahiran preterm, bayi yang dilahirkan di usia remaja juga berisiko memiliki berat badan rendah, yaitu di bawah 2,5 kilogram akibat asupan gizi yang kurang saat ibu hamil. "Juga cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan struktur organ janin saat dalam pertumbuhannya," jelasnya.

Untuk meminimalisasi kehamilan saat usia remaja itu, Fatma menyarankan para remaja putri untuk lebih menjaga diri karena sebagian besar kehamilan di usia remaja diakibatkan oleh pergaulan atau seks bebas.

“Jatuh cinta itu menimbulkan keinginan untuk dekat. Tapi sebelum menikah, ada batasannya. Gadis harus pandai menjaga diri. Bagaimana kalau sudah tidak gadis lagi? Bagaimana kalau hamil? Itu akan sangat mengganggu masa depan,” katanya kepada seluruh peserta seminar.

Data hasil survei Komisi Nasional Perlindungan Anak pada 2007 menyebutkan, lebih dari 60 persen pelajar Sekolah Menengah Pertama di kota-kota besar telah melakukan seks pranikah.

SUKMAWATI

Berita terkait

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

58 hari lalu

Bamsoet Soroti Isu Stunting, Anak Putus Sekolah juga Kematian Ibu dan Bayi

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet mengatakan, negara harus memberi perhatian lebih kepada masyarakat yang lemah dan berkekurangan, dengan berpijak pada data-data resmi tentang stunting, anak putus sekolah, hingga kematian ibu dan bayi.

Baca Selengkapnya

Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

13 Mei 2023

Angka Kematian Ibu di Jakarta Turun, Sempat Naik saat Pandemi

Kabar baik. Angka kematian ibu di DKI Jakarta yang sempat naik di masa pandemi kini kembali turun

Baca Selengkapnya

Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

5 Mei 2023

Asal Usul Hari Bidan Sedunia, Ini Tema di Tahun 2023

Hari Bidan Sedunia atau International Day of the Midwife (IDM) dirayakan setiap tanggal 5 Mei setiap tahunnya. Hari Bidan Sedunia dirayakan sebagai bentuk penghomatan kepada profesi bidan yang selalu melayani masyarakat dalam kebidanan dan ginekologi.

Baca Selengkapnya

Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

17 November 2022

Tekan Kasus Kematian Ibu dan Anak, RSHS Bandung Bangun Gedung 8 Lantai

Pembangunan Gedung Pusat Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak RSHS Bandung dibiayai oleh Islamic Development Bank (IsDB).

Baca Selengkapnya

Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

25 Juli 2022

Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

Keluarga memiliki peran dalam menurunkan angka stunting atau kekerdilan. Caranya dengan gunakan buku kesehatan ibu dan anak.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

26 Januari 2022

Pentingnya Peran Bidan Cegah Masalah Prenatal

Good Doctor memberikan akses dan memperkenalkan layanan kesehatan digital bagi bidan dalam menangani kasus prenatal

Baca Selengkapnya

Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

11 Juni 2021

Tekan Kematian Ibu dan Bayi, Menteri Muhadjir Effendy Dorong Program Ayah Siaga

Muhadjir Effendy menerangkan, secara teknis, program Ayah Siaga merupakan kelas ibu hamil dengan aneka permainan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

13 Februari 2021

Pemerintah Thailand Bakal Bantu Carikan Pasangan Untuk Warganya yang Jomblo

Kementerian Kesehatan Thailand meluncurkan program "Marriage for Building Nation" yang akan membantu mencarikan pasangan bagi warganya yang jomblo.

Baca Selengkapnya

Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

19 Juli 2019

Ilmu Kesehatan Reproduksi Kunci Atasi Angka Kematian Ibu Anak

Kematian ibu dan anak masih menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat Indonesia. Apa saja penyebab tingginya kematian ibu dan anak?

Baca Selengkapnya

Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

18 Juli 2019

Melahirkan Lebih dari Dua Kali, Ketahui Risikonya

Seorang ibu yang melahirkan anak lebih dari dua berisiko mengalami pendarahan yang lebih serius saat persalinan setelah anak kedua.

Baca Selengkapnya