Wartawan Gorontalo Dipukul Polisi

Reporter

Editor

Selasa, 29 Desember 2009 19:13 WIB

TEMPO Interaktif, Gorontalo - Arlank Pakaya, koresponden Indosiar, ikut menjadi korban pemukulan polisi ketika terjadi bentrok antara mahasiswa dan polisi di kampus Universitas Negeri Gorontalo, Selasa (29/12). Dia dipukul ketika sedang mengambil gambar pengrusakan motor di halaman kampus tersebut.

“Polisi langsung menonjok saya di kepala ketika mengambil gambar pengrusakan motor oleh polisi di halaman kampus,” kata Arlank.

Menurut Arlank, polisi itu memintanya agar tidak mengambil gambar pengrusakan motor dan sejumlah fasilitas kampus lainnya. Namun Arlank yang tak mengikuti perintah polisi itu malah dipukul.

Selain Arlank, sebuah studio televisi lokal yang berkantor di dalam kampus, Civica TV, ikut diacak-acak lima orang polisi. Mereka menganggap di studio itu menjadi tempat bersembunyi mahasiswa yang terlibat bentrok dengan mereka.

“Tanpa alasan yang jelas, polisi masuk dan mengacak-ngacak studio kami,” kata Kharis Kustiawan, salah seorang kru Civaca TV.

Di lain tempat, polisi juga merampas handycam milik Rustam Dumbi, salah seorang wartawan Mimozha Chanel, televisi lokal lainnya di daerah itu. Kameranya dirampas saat dia mengambil gambar pemukulan polisi terhadap mahasiswa.

”Saat saya mengambil gambar polisi mengeroyok mahasiswa, kamera saya langsung dirampas,” ungkap Rustam.

Hal serupa juga terjadi kepada, Osama Alamri, salah seorang wartawan Gorontalo Post. Kameranya ikut dirampas polisi saat pengeroyokan terhadap mahasiswa. ”Tiba-tiba seorang anggota polisi merampas kamera saya,” kata Osama.

Polisi itu, menurut Osama, beberapa jam kemudian mengembalikan kameranya, namun foto-foto pemukulan polisi terhadap mahasiswa langsung dihapus. ”Saat dikembalikan foto pengeroyokan terhadap mahasiswa langsung dihapus,” ujar Osama.

Seorang polisi yang ada di lapangan dari Kepolisian Daerah Gorontalo, Jon, mengaku tidak tahu ada kejadian itu. "Polisi yang mana," ujar Jon ketika ditanya soal kekerasan polisi terhadap wartawan. Pihak Kepolisian Daerah Gorontalo sampai saat berita diturunkan belum bisa dimintai keterangannya.

CHRISTOPEL PAINO

Advertising
Advertising

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

21 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

38 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

43 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya