TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Presiden Boediono menilai pemberitaan di berbagai media saat ini kurang berimbang. Ia mengusulkan tiga lembaga penyiaran pemerintah, yaitu Radio Republik Indonesia, Televisi Republik Indonesia, dan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, saling bersinergi.
"Sekarang imbangannya (berita) tidak pas," katanya saat memberikan sambutan dalam ulang tahun ke-72 Lembaga Penyiaran Publik Antara di Gedung Antara, Jakarta, Senin (14/12).
Boediono tak menjelaskan berita apa saja yang disajikan secara tak berimbang oleh media. Ia hanya mengingatkan penting bagi media menyajikan berita yang benar dan adil. "Karena politik dan media kaitannya begitu erat," kata Boediono.
Karena itu ia mengusulkan tiga lembaga penyiaran pemerintah, yakni TVRI, RRI, dan Antara saling bersinergi. Ketiga lembaga tersebut jika disinergikan, menurut Boediono, substansi yang disampaikan pemerintah akan lebih jelas.
Boediono menambahkan, usulan mensinergikan tiga lembaga penyiaran tersebut bukan bentuk intervensi pemerintah terhadap pers. "Kombinasi dari berbagai instansi di unit negara bukan untuk mendominasi," ujarnya.
"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."
Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?