TEMPO Interaktif, Jakarta - Sebuah pembangkit listrik tenaga mikrohidro segera dibangun di Bendung Gerak Serayu. Proyek tersebut diperkirakan menelan biaya US$ 10 juta (Rp 94 miliar).
Ia mengatakan proyek tersebut didanai oleh konsorsium yang beranggotakan PT Satria Mikrohidro, Institut Teknologi Bandung, dan Pemerintah Banyumas melalui PT Banyumas Investama Jaya. ITB menyetor modal awal sebesar 25 persen, Banyumas 15 persen, dan sisanya PT Satria.
Gunawan mengatakan, untuk tahap awal, akan dibangun empat pembangkit dengan kapasitas produski mencapai 10 megawatt. Selanjutnya, pembangkit tersebut akan ditambah kapasitasnya menjadi 16 megawatt. "Nantinya listrik akan kami jual ke PLN sebesar Rp 500 per kWh," terangnya.
Ia menjamin pembangunan pembangkit tersebut tidak akan merusak lingkungan dan mengurangi debit air karena pembangkit hanya akan memanfaatkan aliran air yang keluar dari Bendung Gerak Serayu.
Bupati Banyumas Mardjoko yang hadir dalam acara tersebut mengatakan dengan berdirinya pembangkit tersebut Banyumas akan mendapatkan pendapatan asli daerah. "Ini cukup prospektif bagi daerah dan saya mengundang pengusaha lokal untuk berinvestasi di bidang ini," katanya.
Ia mengatakan Pemerintah Jawa Tengah juga sedang membangun pembangkit mikrohidro di daerah terisolir di Banyumas. "Khusus daerah ini listriknya gratis karena memang sulit dijangkau jaringan listrik," katanya.
Indratmo Soekarno dari Lembaga Afiliasi Peneliti dan Industri Institut Teknologi Bandung mengatakan ITB berkomitmen untuk membangun pembangkit mikrohidro yang ramah lingkungan sebagai jawaban atas krisis listrik. "Kami terlibat dalam pembangunan delapan proyek serupa di seluruh Indonesia," katanya.
Indratmo mengatakan mikrohidro merupakan pembangkit listrik yang bisa mengurangi bahan bakar karbon yang mencemari lingkungan. Selain itu, prospek investasi pembangkit tersebut juga cukup menjanjikan. "Ada listrik yang kami desain laku hingga Rp 650 per kWh," katanya.
Ia berharap banyak daerah yang akan mengikuti jejak Banyumas dalam membangun pembangkit mikrohidro. "Bisa menambah PAD, ramah lingkungan, dan memperluas lapangan kerja," ujarnya.
Gunawan menambahkan, pembangunan fisik akan dimulai pada tahun depan. Saat ini, proses yang sedang dilakukan adalah survei topografi untuk meneliti di mana turbin akan diletakkan.
ARIS ANDRIANTO
Berita terkait
Jepang Kucurkan Pinjaman Rp 4,9 T ke Indonesia untuk Pembangunan Listrik Tenaga Air
31 Maret 2023
Jepang memberikan pinjaman yen pada Indonesia untuk pengerjaan dua proyek.
Baca SelengkapnyaESDM Ungkap Capaian Rasio Elektrifikasi hingga Konsumsi Listrik per Kapita
19 Januari 2022
ESDM mengungkap rasio elektrifikasi saat ini mencapai 99,45 persen dari target 2021 yang sebesar 100 persen.
Baca SelengkapnyaMegaproyek PLN 35 Ribu MW, Baru 11 Persen yang Beroperasi
26 November 2019
Berdasarkan data PLN, hingga Oktober 2019, dari 35.516 MW pembangkit yang masuk dalam megaproyek tersebut, baru sebanyak 11 persen
Baca SelengkapnyaSemester I 2019, PLN Tambah Kapasitas Pembangkit 872,44 MW
23 September 2019
PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN berhasil menambah kapasitas pembangkit sebesar 872,44 megawatt (MW)
Baca SelengkapnyaESDM Pertahankan Aturan Penunjukan Langsung Pembangkit Listrik
18 Juli 2018
Kementerian ESDM belum berencana membatalkan aturan penunjukan langsung untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga uap mulut tambang.
Baca SelengkapnyaLahan Warga Penolak PLTU Batang Terkepung Tanah Uruk
9 Mei 2015
Pemerintah Batang bergerak cepat demi memenuhi permintaan Presiden Joko Widodo, mempercepat pembebasan lahan untuk PLTU Batang.
Baca SelengkapnyaGanti Rugi Warga Terdampak Jatigede Sudah Final
2 Mei 2015
Dalam perpres itu disebutkan 28 desa di Sumedang, Jawa Barat, dinyatakan sebagai area pembangunan Waduk Jatigede.
Baca SelengkapnyaRencana Pembangkit Listrik di Baturaden Dikritisi
9 Oktober 2012
Masyarakat yang bermukim di dekat hutan Gunung Slamet mengaku khawatir dengan rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturaden.
Baca SelengkapnyaIndonesia Sewa Kapal Tanker Pembangkit Listrik
12 April 2012
Kapal tanker yang berusia 35 tahun ini disewa Nusantara Regas sebesar US$ 200 juta untuk 15 tahun. Menurut Rudi, menyewa lebih hemat ketimbang beli.
Baca SelengkapnyaKembangkan Tenaga Surya, Sharp Siap Investasi US$ 1 Miliar
19 November 2011
Sharp menilai Indonesia punya potensi besar untuk pengembangan listrik tenaga surya.
Baca Selengkapnya