Tidak ada korban jiwa selama banjir rob itu terjadi. Hanya saja, ratusan petambak di sana merugi miliaran rupiah akibat kolam-kolam tambak mereka yang berisi udang dan ikan siap panen disapu bersih air rob.
Empat desa yang diterjang banjir rob tersebut masing-masing Desa Legon Kulon dan Legon Wetan di Kecamatan Legon Kulan dan Desa Pantimban serta Desa Mayangan di Kecamtan Pusakanagara. Mohammad Soleh, Kepala Desa Patimban, mengatakan banjir rob mulai menerjang wilayhnya sejak Senin (12/10). “Gelombang air mulai menerjang perkampungan mulai sore hari,” kata Soleh.
“Genengan air paling terendah yang masuk ke wilayah desa kami antara 25 hingga 60 sentimeter,” kata Warnita M Noor, Sekretaris Desa Mayangan. Ia mengungkapkan, banjir rob di wilayah desanya biasa datang saban bulan. Tetapi, genangannya tidak seperti yang terjadi saat ini.
Warnita mengatakan sejauh ini belum ada warga yang mengungsi. “Karena air pada malam hari sudah surut, sehingga warga masih bisa tinggal di rumahnya,” kata Warnita.
Meski belum ada warga yang mengungsi, Dinas Sosial Kabupaten Subang, sejak Rabu (14/10) sudah mendirikan satu tenda darurat yang bisa menampung 60 hingga 80 warga jika terpaksa ada yang harus mengungsi. Tenda darurat didirikan di Desa Legon Wetan yang menderita terjangan banjir rob palig parah. “Kami juga sudah menugaskan dua orang Taruna Siaga Bencana di lokasi,” kata Waryanto, Kepala Bidang Bantuan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kabupaten Subang, kepada Tempo, Kamis (15/10).
Tim Taruna Bencana disiagakan agar setiap waktu kondisi di lokasi terpantau hingga ke posko Dinas Sosial yang bermarkas di kota Subang. Wuryanto memprediksikan sergapan banjir rob di pesisir Pantura Subang tersebut bisa terjadi selama satu pekan.
NANANG SUTISNA