Golkar Resmi Masuk Koalisi Yudhoyono

Reporter

Editor

Rabu, 14 Oktober 2009 22:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Partai Golkar akhirnya resmi masuk dalam koalisi pemerintahan ke depan yang dipimpin oleh duet Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Boediono. Kepastian bergabungnya partai berlambang beringin itu justru disampaikan oleh Yudhoyono.

Yudhoyono menyebutkan ada lima partai politik yang sedari awal mendukungnya dalam pemilihan presiden yaitu, PKB, PPP, PAN, PKS dan Partai Demokrat. Hasil Munas Golkar di Pekanbaru, Riau yang menempatkan Aburizal Bakrie sebagai orang nomor satu di partai itu mendekatkan ke kubu pemerintah.

"Golkar sudah menyampaikan untuk menjadi bagian dari pemerintahan dan ingin menggalang kebersamaan di parlemen dan pemerintahan. Dengan demikian, Golkar menjadi bagian di koalisi," kata Yudhoyono dalam keterangan pers di kediaman pribadinya Puri Cikeas Indah, Bogor, Rabu (14/10).

Sebenarnya, sinyal golkar berafiliasi dengen pemerintah sudah jelas saat Aburizal terpilih memimpin Golkar. Bahkan, sehari setelah dinyatakan menang di Munas, Ical langsung sowan ke Cikeas.

Namun, Ia menambahkan tidak akan memperlakukan Golkar sama dengan partai yang sejak awal mendukungnya dalam pemilihan presiden. "Nanti, ada aturan yang saya bangun agar lebih adil," katanya.

Advertising
Advertising

Menurutnya, bergabungnya Golkar merupakan hal yang wajar dalam demokrasi. Disebutkanya, tidak ada kesepakatan di antara partai koalisi yang lama yang mengatakan tak boleh menerima parpol lain dalam koalisi ke depan.

Ia berharap koalisi itu bisa menjalankan amanat rakyat dalam pemerintahan lima tahun mendatang dengan baik. "Saya paham bagaimana keadilan yang mesti saya jaga dengan kebersamaan dari parpol sebelumnya dan yang bertambah dengan hadirnya Partai Golkar," katanya.

Dengan bergabungnya Golkar, maka saat ini pemerintahan Yudhoyono-Boediono ditopang dengan kekuatan enam partai. Selebihnya, Ia mengaku akan menghormati pilihan tiga partai lainya, yaitu, PDI Perjuangan, Gerindra dan Hanura yang memilih tidak berkoalisi. Hingga saat ini, kata dia, ketiga pimpinan parpol tersebut belum menyampaikan kedirinya untuk bersama-sama baik di pemerintah dan parlemen.

Ia menambahkan dengan PDI Perjuangan memang ada kesepakatan dengan menempatan Taufik Kiemas sebagai Ketua MPR. Namun, hal itu hanya kesepakatan antar fraksi untuk menjalin kerjasama di MPR.

Dengan kekuatan yang besar baik dipemerintahan dan diparlemen,Yudhoyono menampik jika hal itu dapat melemahkan chek and balances karena tidak memberikan kesempatan yang luas bagi oposisi. "Tidak berarti kalau dukungan pem kuat lantas check and balances tidak berlaku," katanya.

Menurutnya, hal itu bisa muncul diantara lembaga-lembaga negara sendiri di samping sudah ada antara eksekutif, legislatif dan yudikatif. Ia juga menampik pemerintah akan menjadi otoritarian dengan koalisi gemuknya. Ditegaskanya, fungsi pengawasan dan daya kritis dari parlemen meski dikuasi partai koalisinya tetap berlaku.

GUNANTO ES

Berita terkait

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell

Baca Selengkapnya

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

3 Oktober 2019

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.

Baca Selengkapnya