Banyumas Wajibkan Pegawai Negeri Pakai Batik Tiga Hari

Reporter

Editor

Kamis, 1 Oktober 2009 12:07 WIB

TEMPO Interaktif, Purwokerto - Pemerintah Kabupaten Banyumas mewajibkan pegawai negeri di lingkungan pemerintahan mengenakan pakaian batik. Aturan tersebut efektif berlaku mulai Kamis (1/10) hari ini.

"Selain untuk pencanangan batik sebagai warisan dunia, PNS juga diwajibkan mengenakan batik selama tiga hari berturut-turut," kata Kepala Bagian Humas Pemerintah Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie, Kamis (1/10).

Agus mengatakan pegawai negeri wajib pakai batik pada hari Kamis hingga Sabtu. Bupati Banyumas, kata Agus, mengharapkan agar masyarakat Banyumas juga mengenakan batik pada Jumat (2/10) besok.

Terkait peraturan, ujar Agus, wajib batik sudah diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 24 Tahun 2009. Peraturan tersebut mengatur tentang ketentuan pakaian dinas di wilayah Kabupaten Banyumas.

Pemberlakuan aturan tersebut, kata Agus, bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat, khususnya industri batik lokal. Ia menyebutkan ada beberapa sentra batik lokal yang secara kultural lahir dan tumbuh di Banyumas.

Kebijakan wajib batik bagi pegawai negeri disambut baik oleh Slamet Hadi Priyanto, perajin batik dari Desa Meruyung, Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas. "Kalau tidak ada PNS, industri ini bisa lesu," ujarnya.

Ia mengaku dalam beberapa pekan terakhir pesanan dari pegawai negeri mulai meningkat. Hanya saja ia tak mau menyebutkan berapa peningkatan pesanan batiknya. "Rahasia perusahaan," ujarnya.

Dari pantauan Tempo di galeri rumah usahanya, rata-rata ada lima pegawai negeri yang mencari kain batik untuk digunakan sebagai pakaian kerja. "Kebijakan wajib batik bagi PNS cukup membantu kami," kata Slamet yang mempunyai 40 pembatik ini.

Sedangkan pengusaha batik Maos Cilacap, Euis Rohaini, mengaku belum ada pesanan khusus dari pemerintahan. "Belum ada instansi pemerintah yang pesan batik Maos," ujarnya.

Ia mengatakan pesanan batik lokal miliknya justru banyak dari kalangan masyarakat biasa. Menurutnya, pesanan batik miliknya masih normal seperti hari biasanya. "Produksi kami masih 300-400 batik tulis tiap bulannya, belum ada peningkatan berarti."

Ia berharap instansi pemerintah lebih menggunakan batik tulis lokal dibandingkan batik cap dari daerah lain. Hal ini, kata dia, sangat berguna untuk mengangkat potensi batik lokal. "Biar batik menjadi idola di rumah sendiri," ujarnya.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

10 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

14 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

39 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

41 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

58 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya