Hutan Gunung Guntur Garut Terbakar

Reporter

Editor

Senin, 31 Agustus 2009 16:46 WIB

TEMPO Interaktif, GARUT- Kawasan hutan Gunung Guntur di Desa Pasawahan, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat, terbakar. Kali ini kebakaran terjadi blok rejeng di kawasan cagar alam kamojang. Sampai berita ini ditulis luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 25 hektar.

Kebakaran mulai terjadi sekitar Senin (31/8), sekitar pukul 10.00 WIB. Petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Garut bersama masyarakat setempat masih berusaha memadamkan kobaran api. “Belum diketahui sumber api yang menyebabkan terjadinya kebakaran tersebut,” ujar Kepala Seksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah V Garut, Teguh Setiawan, saat ditemui di Kantornya.

Menurutnya, sulinya pemadaman api di kawasan itu karena jauhnya sumber mata air dengan pusat api. Selain itu, kebakaran pun tersebar di beberapa titik. Sedangkan petugas kehutanan jumlahnya terbatas hanya sekitar 17 orang. Mereka hanya dibekali jet shooter atau pompa penyemprot air berkapasitas 20 liter untuk memadamkan api.

Jenis vegetasi yang terbakar umumnya adalah pohon pinus dan semak belukar. Asap tebal yang ditimbulkan dari kebakaran tersebut terlihat dari jarak sekitar 10 kilometer atau di pusat kota Kabupaten Garut.

Sebelumnya, api yang membakar hutan di blok Rejeng awalnya hanya berupa kepulan kecil saja. Namun karena angin kencang dan kekeringan mengakibatkan api menyebar cepat ke beberapa lokasi hingga terlihat semakin membesar. Kencangnya tiupan angin, karena letak geografis Garut berada di tengah tengah lembah yang dikelilingi deretan empat gunung besar. “Makanya di Garut itu anginnya berputar kencang,” ujarnya.

Kebakaran ini adalah yang ketiga kalinya selama bulan ini. Sebelumnya kebakaran terjadi di blok Cipanas, seluas 5 hektar. Kedua, dua hektar di Gunung Haruman, Kecamatan Leles, seluas 18 hektar.


Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Garut, Edi Muharam menyatakan, memasuki musim kemarau saat ini sedikitnya tiga hutan di wilayahnya rawan terjadi kebakaran. Daerah tersebut berada di komplek Gunung Guntur, Papandayan, Leuweung Sancang, dan beberapa daerah di wilayah wilayah Selatan. Luas daerah rawan itu mencapai sekitar 250 hektar. “Lahan itu berada di kawasan hutan konservasi dan lindung,” ujarnya.


Terjadinya kebakaran di Garut, lebih diakibatkan oleh suhu udara. Pada suhu 30-35 derajat, alang-alang kering mudah terbakar. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi semakin meluasnya kebakaran hutan, pihaknya melakukan pengamanan hutan swakarsa bersama masyarakat sekitar hutan.

SIGIT ZULMUNIR

Advertising
Advertising

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

10 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

18 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

43 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

46 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

48 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

48 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

48 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

48 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

53 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya