ICW: Indonesia Belum Merdeka dari Korupsi

Reporter

Editor

Senin, 17 Agustus 2009 15:17 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko menilai Indonesia belum merdeka dari jajahan korupsi. Buktinya, Indonesia masih dianggap sebagai negara yang korup di dunia. "Di bidang korupsi kita masih terpuruk," kata Danang, lewat sambungan telepon, Senin(17/8).

Danang sependapat dengan pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberatasan Korupsi Haryono Umar yang menyatakan korupsi di Indonesia masih terjadi di mana-mana. "Tidak mudah bagi KPK berjuang memberantas korupsi di Indonesia." ujarnya.

Sebelumnya, Haryono mengatakan Republik Indonesia yang berulang tahun ke-64 belum merdeka dari korupsi. "Korupsi masih terjadi dimana-mana berkaitan dengan pelayanan publik, indeks persepsi korupsi, itu yang menunjukkan kita sama sekali belum terbebas dari korupsi," ujar Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi bidang Pencegahan, Haryono Umar, di Gedung KPK, pagi tadi (17/8).

Menurut Haryono, Indonesia masih dipandang sebagai negara yang korup, terutama dalam hal pelayanan publik. Hingga saat ini, tambah Haryono, Indonesia masih berkutat pada persoalan kemiskinan dan kemanan. "Masyarakat dan dunia usaha menganggap Indonesia sebagai negara korupsi," ujarnya.

Danang setuju dengan langkah KPK yang akan memberi pembekalan tentang korupsi kepada anggota DPR periode 2009-2014. "Agar mereka tidak mengulangi kesalahan DPR sebelumnya," ujarnya. Apalagi, kata dia, DPR akan diisi oleh wajah-wajah baru, hanya sekitar 30 persen anggota DPR terpilih lagi.

KPK, lanjut Danang harus menjelaskan sebagai pejabat publik anggota DPR tidak boleh menerima suap. Dia mengingatkan hampir semua anggota DPR yang ditangkap KPK menerima suap. Anggota DPR yang masuk bui gara-gara suap diantaranya Al Amin Nur Nasution, Bulyan Royan, Abdul Hadi Djamal. Dia mengatakan anggota DPR itu juga harus diingatkan mengenai kewajiban melaporkan ke KPK setiap menerima gratifikasi. "Menerima sesuatu nilainya diatas Rp 10 juta harus lapor KPK," ujar dia.


SUTARTO

Berita terkait

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2022

Belajar Sejarah, Ini 7 Rekomendasi Film Kemerdekaan Indonesia

Belajar sejarah tak melulu dari buku melainkan juga bisa lewat menonton film. Simak ulasannya di sini.

Baca Selengkapnya

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

5 Juni 2022

Pelurusan Sejarah Ratu Kalinyamat Harus terus Diupayakan

Menyosialisasikan perjuangan Ratu Kalinyamat lewat pagelaran seni-seni tradisional yang digemari masyarakat, harus terus ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

17 Agustus 2021

Nasib Laksamana Maeda Usai Dukung Kemerdekaan Indonesia

Laksamana Maeda dianggap pengkhianat karena mendukung kemerdekaan Indonesia. Bagaimana nasibnya?

Baca Selengkapnya

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

16 Agustus 2021

BM Diah, Wartawan Penyelamat Naskah Asli Proklamasi

BM Diah mengatakan naskah asli teks proklamasi dibuang ke tempat sampah begitu saja usai diketik oleh Sayuti Melik.

Baca Selengkapnya

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

16 Agustus 2021

Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan Bentukan Muhammadiyah

Ulama Muhammadiyah di Yogyakarta membentuk satuan Askar Perang Sabil (APS) untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

14 Agustus 2021

AR Baswedan, Tokoh Keturunan Arab yang Berjuang untuk Kemerdekaan RI

AR Baswedan merupakan kakek dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan

Baca Selengkapnya

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

5 Agustus 2021

Mengenal Sukarni, Penculik Bung Karno ke Rengasdengklok

Sukarni bersama tokoh pemuda lainnya menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok jelang kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

17 Agustus 2017

Kisah Kurir Kemerdekaan Pengirim Kabar Proklamasi 1945

Dua bulan setelah Proklamasi 1945, Kepala Kepolisian Negara Raden Said Soekanto memberi tugas kepada pemuda-pemuda menyebarkan berita proklamasi.

Baca Selengkapnya

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

16 Agustus 2017

Amir Hamzah: Raja Penyair Pujangga Baru yang Mati Tragis

Amir Hamzah mempromosikan pentingnya kemerdekaan hingga ke dusun. Dibunuh karena dianggap pengkhianat.

Baca Selengkapnya

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

31 Juli 2017

Infografis: Drama Menegangkan Seputar Proklamasi 17 Agustus 1945

Inilah catatan harian kita seputar Proklamasi 17 Agustus 1945. Ada kisah yang Anda belum tahu?

Baca Selengkapnya