Diduga Tewas saat Penanganan Polisi, Keluarga Mengadu ke Komnas HAM

Reporter

Editor

Rabu, 15 Juli 2009 17:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Banda Aceh – Keluarga korban yang meninggal setelah ditangkap polisi di Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam, mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Banda Aceh, Rabu (15/7). Keluarga menilai korban meninggal setelah disiksa aparat polisi.
Pengaduan disampaikan Syamsuddin, ayah korban, dan Burhanuddin, paman korban. Mereka diterima staf bidang pengaduan Komnas HAM Aceh. Keluarga korban ikut didampingi staf dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Banda Aceh, Koalisi NGO HAM Banda Aceh dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Aceh.

Burhanuddin kepada wartawan mengatakan keluarganya yang meninggal adalah Susanto, 28, warga Meunasah Keudee, Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar. Dia tewas usai ditangkap polisi, karena diduga terkait kasus pencurian ban sepeda motor di desanya.

“Kami tidak diberitahu penangkapannya, tahu-tahu kami menima mayat Susanto,” ujar Burhanuddin.

Menurut Burhanuddi, kejadian itu terjadi pada 9 Juli 2009. Susanto ditangkap polisi pada siang hari. Kemudian pada sore hari Susanto sudah dibawa ke Puskesmas. Selanjutnya, korban dirujuk ke Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin Banda Aceh. Dan sekitar pukul 22.00 WIB, Susanto meninggal. Mayatnya kemudian dikembalikan ke pihak keluarga pada Jumat dinihari.

“Kami menduga korban dipukul sampai meninggal saat berada dalam penanganan polisi,” sebut dia.

Menurut Burhanuddin, saat memandikan mayat Susanto, ditemukan bekas kekerasan di tubuhnya. Tulang keringnya patah, di bagian punggung ada luka lebam dan di bagian matanya membiru. “Kami ini kasus ini jelas, kami ingin keadilan hukum dan pelakunya diadili,” sebut dia.

Kepala Kepolisian Kota Besar Banda Aceh, Komisaris Besar Samsul Bahri ketika dihubungi Tempo menolak memberikan keterangannya. “Maaf saya sedang rapat,” ujar dia sambil menutup telepon.

Beberapa saat kemudian, ketika dihubungi kembali, Samsul menolak panggilan telepon.

Sementara Kepala Kepolisian Sektor Masjid Raya, Aceh Besar, Murtadha ketika dihubungi mengatakan kasus tersebut sedang ditangani. Setelah itu, dia mengatakan nanti akan menghubungi kembali. “Nanti saya hubungi kembali,” ujar dia sambil menutup hubungan telepon. Setelah dihubungi kembali satu jam kemudian, telepon genggam Murtadha tidak aktif.

ADI WARSIDI

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

13 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

30 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

35 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya