Sepanjang 2009, Sekitar 91 Titik Api Membakar Hutan Kalsel  

Reporter

Editor

Kamis, 9 Juli 2009 15:56 WIB

TEMPO Interaktif, Banjarmasin -Memasuki musim kemarau tahun 2009, hingga tanggal 5 Juli, secara kumulatif tercatat sebanyak 91 titik api/panas (hotspot) membakar hutan, lahan dan semak belukar di Provinsi Kalimantan Selatan.

Sekretaris Pelaksana Harian Satuan Koordinasi Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana (PB) Kalsel, H Fakhruddin AM, ST, MAP, di Banjarmasin, Kamis, menyebutkan, dari 91 titik hotspot tersebut tersebar pada 11 kabupaten di Kalimantan Selatan.

Menurut Fakhruddin, dari sebanyak 91 titik hotspot yang muncul di kawasan hutan, lahan pertanian dan semak belukar se-Kalsel tersebut, terbanyak tercatat satelit NOAA tanggal 26 Mei 2009 mencapai 50 titik.

Sedangkan selama bulan Juni, hotspot yang terpantau satelit mulai tanggal 17 Juni 2009 tercatat satu lokasi di Kabupaten Banjar, 18 Juni dua lokasi, di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) dan Kabupaten Tapin.

Kemudian, tanggal 19 Juni berada ditiga lokasi yakni di Kabupaten Kotabaru dan dua lokasi di Kabupaten Tapin, tanggal 20 Juni muncul pada tujuh lokasi yakni Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), masing-masing dua lokasi.

Selanjutnya, di Kabupaten Banjar, Barito Kuala (Batola) dan Kabupaten Kotabaru, masing-masing satu lokasi, tanggal 21 Juni satu lokasi di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu), 25 Juni, dua lokasi di Kabupaten Banjar.

Disamping itu, tanggal 27 Juni, tiga lokasi yakni Kabupaten Barito Kuala, HSS dan HST, 28 Juni dua lokasi di Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tapin dan tanggal 29 Juni satu lokasi di Kabupaten Tapin.

Sementara itu, untuk bulan Juli 2009 yang terpantau satelit sebanyak empat titik yakni tanggal 4 Juli, dua titik yakni satu di Kabupaten Banjar dan satu di Kabupaten HSS, sedangkan tanggal 5 Juli terpantau dua titik seluruhnya di Kabupaten Banjar.

Hotspot yang terpantau satelit sebanyak 91 titik di Kalsel itu, kata Noordian, tersebar pada 11 kabupaten di Kalsel yakni terbanyak di Kabupaten Banjar mencapai 28 titik, disusul Kabupaten Tapin sebanyak 20 titik.

Kemudian, Kabupaten Tanah Laut (Tala), 11 titik, Barito Kuala (Batola), 11 titik, Kotabaru tujuh titik, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) sebanyak tiga titik, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), empat titik.

Kabupaten HSS sebanyak empat titik, Kabupaten Tabalong, Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), masing-masing satu titik.

Dia menjelaskan, dari 91 titik hotspot di Kalsel tahun 2009 tersebut sebagian besar berasal dari areal penggunaan lain (APL), namun ada juga di kawasan hutan produksi (HP) dan kawasan hutan lindung (HL).

Kawasan hutan produksi yang diduga terbakar tersebut berada di Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Tanah Laut dan Kabupaten Tanah Bumbu.

KHAIDIR RAHMAN

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

21 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

46 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

49 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

51 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

51 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

51 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

51 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

56 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya