Haul Bung Karno Steril dari Kampanye Capres

Reporter

Editor

Minggu, 21 Juni 2009 06:52 WIB

TEMPO Interaktif, Blitar: Haul (peringatan wafat tahunan) Proklamator Ir. Soekarno (Bung Karno) di Gedung Perpustakaan Bung Karno Blitar, Jawa Timur semalam tampak steril dari ajang kampanye Pemilu Presiden 2009.

Antara dari Blitar melaporkan rangkaian haul mulai sambutan Ketua Panitia Pelaksana Haul ke-39 Bung Karno, Kasmiadi, hingga sambutan keluarga besar Bung Karno yang diwakili Beni Sumarno (suami Rachmawati Sukarnoputri), tak satu pun yang menyinggung pemilu presiden.

Bahkan, sambutan Wali Kota Blitar Djarot Syaiful Hidayat serta keluarga Bung Karno, agaknya lebih banyak untuk mengenang jasa-jasa sang proklamator dalam melahirkan negara Indonesia serta kiprahnya dalam politik dalam negeri dan luar negeri.

Djarot Syaiful Hidayat mengatakan, dalam peringatan haul Bung Karno tahun ini ada dua keistimewaan yakni bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno pada Ahad Kliwon dan menjelang digelarnya pilpres. "Semua capres dan cawapres merujuk pada pemikiran `Tri Sakti`-nya Bung Karno, tapi realiasinya belum maskimal," katanya.

Ke depan, katanya, Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang tegas dan berani menolak atau berkata tidak terhadap intervensi bangsa lain dalam hal apapun, termasuk dalam mengelola sumber daya alam yang cukup besar untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Bung Karno, katanya, sudah mengingatkan, Tuhan telah menyediakan sumber daya alam melimpah bagi bangsa Indonesia dan pengelolaannya tergantung pada putra-putri bangsa Indonesia sendiri tanpa tergantung pada bangsa lain.

Beni Sumarno (suami Rachmawati Soekarnoputri) yang mewaliki keluarga besar Bung Karno mengatakan, dari dulu hingga sekarang, khususnya para politikus, sering dan bahkan senang mendengungkan karya dan karsa dari Bung Karno, namun dalam praktiknya hanya dijadikan pelajaran kuno sebagai pembuktian sejarah.

Semua pihak, katanya, termasuk para elite politik kalau mampu memahami dan mendalami secara luas ajaran-ajaran Bung Karno pasti akan lebih menghargai sejarah.

"Bagaimana dampak kalau kita melupakan sejarah, tak terkecuali sejarah budaya sendiri yang semakin terkikis seperti sekarang ini," tegasnya.

Menurut dia, dengan menjadikan haul Bung Karno sebagai tradisi tahunan, paling tidak bangsa Indonesia bisa mengenang kembali sejarah bangsa dan kemerdekaan Indonesia yang diperoleh dengan tetesan darah dan air mata.

Acara puncak haul ke-39 Bung Karno diakhiri dengan pengajian akbar oleh K.H. Marzuki di kawasan perpustakaan Bung Karno di desa Bendogerit.

Selain Wali Kota Blitar, tampak hadir pula Bupati Blitar Heri Nugroho, dan beberapa putri Bung Karno, yakni Rachmawati Soekarnoputri dan Sukmawati Soekarnoputri.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

11 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

31 hari lalu

Pembentukan Pramuka di Indonesia: Dari Era Belanda hingga Presiden Sukarno

Ekskul Pramuka di sekolah bakal bersifat sukarela seiring dengan Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024. Berikut sejarah panjang Pramuka di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

36 hari lalu

Rangkaian Momen Sebelum Soeharto Naik Menjadi Presiden Gantikan Sukarno 56 Tahun Lalu

Naiknya Soeharto sebagai presiden menggantikan Sukarno berawal dari kemelut politik yang rumit pasca peristiwa G30S

Baca Selengkapnya

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

7 Februari 2024

Mengenang 31 Tahun Mohammad Natsir Berpulang: Menengok Ide Negara dan Agama

Mohammad Natsir merupakan pemikir, politikus, sekaligus pendakwah.

Baca Selengkapnya

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

31 Januari 2024

Klaim Prabowo soal Food Estate: Pemikiran Strategis Bung Karno

Prabowo Subianto heran mengapa banyak tokoh nasional yang mempertanyakan urgensi food estate.

Baca Selengkapnya

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

28 September 2023

Suhu Politik Sebelum Peristiwa G30S 1965: Fakta-fakta Angkatan Kelima yang Diusulkan PKI

Pada 1965 PKI mengusulkan Angkatan Kelima, sebuah matra militer beranggotakan buruh dan tani yang dipersenjatai. Letjen Ahmad Yani menolak ide itu.

Baca Selengkapnya

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

14 Agustus 2023

Siapa Pencetus Nama Pramuka?

Nama Pramuka diusulkan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang mendapat inspirasi dari kata Poromuko, yang berarti pasukan terdepan dalam perang.

Baca Selengkapnya

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

14 Agustus 2023

Begini Sejarah Awal Mula Masuknya Gerakan Pramuka di Indonesia

Awal terbentuknya Pramuka di Indonesia ditandai dengan munculnya cabang milik Belanda dengan nama Nederlandesche Padvinders Organisatie pada 1912.

Baca Selengkapnya

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

13 Agustus 2023

Siti Nurbaya Bebaskan Hutan Kawasan Sukapura, Bermula dari Program Transmigrasi Presiden Sukarno

Masyarakat di Pekon (Desa) Sukapura, Kecamatan Sumber Jaya, Kabupaten Lampung Barat menerima SK pembebasan hutan kawasan dari Menteri Siti Nurbaya.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

8 Juli 2023

LRT Jabodebek Akan Diresmikan: Ini Jejak Trem di Jakarta, Pernah Jadi Denyut Nadi Batavia

Sebelum LRT Jabodebek yang bakal diresmikan bulan depan, Jakarta yang dahulu Batavia hingga pasca Kemerdekaan pernah memiliki moda Trem.

Baca Selengkapnya