TEMPO Interaktif, Jakarta:Abdul Jabar mengaku terlibat pengeboman dua gereja di Jakarta pada malam Natal tahun 2000. Masing-masing adalah Gereja Anglikan, Menteng, dan Koinonia, Matraman. Tapi masih dikembangkan (untuk kasus peledakan bom di gereja lainnya), kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol. Andi Chaeruddin, dalam konferensi pers, di Mapolda Metro Jaya, Minggu (26/1). Menurut dia, Jabar tidak melakukan sendirian, tapi dibantu oleh Edi Setiono alias Abas (tertangkap), Asep alias Darmin alias Abdulah (buron), Ibrahim (buron), Musa (warga negara Malaysia, buron), dan Dani (warga negara Malaysia, tertangkap). Ini hasil sementara masih bisa berkembang karena informasi, data dan fakta lainnya masih kita kembangkan, ujar Andi. Selain itu, Jabar juga mengaku mengenal Imam Samudera, tersangka bom Bali. Tapi, Jabar belum memiliki keterkaitan dengan pengeboman yang menewaskan 180-an orang ini. Menurut Andi, ada kesamaan dari sisi pola dan para pelaku pengeboman. Ia mencontohkan pengeboman gereja di Batam pada malam Natal 2000 yang dilakukan oleh Imam Samudera. Kemungkinan inspirator, perancang, evaluator merupakan satu jaringan, tandasnya. Atas tindakannya, Jabar diancam Udang-Udang Drurat No. 12/1951, dan pasal 170 KUHP. Andi menambahkan, bila diketahui ada korban yang meninggal dalam aksinya, Jabak akan dikenai pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Setelah dikonfrontir dengan Imam Samudera, yang bersangkutan (Jabar) sebagai pelaksana di lapangan, ungkap dia. Seperti diketahui, Jabar yang baru tiba dari Bali di Polda Metro Jaya pukul 10.30 WIB ini menyerahkan diri ke Polda Nusa Tenggara Barat, Kamis (23/1) lalu. Andi menyebutkan, selama buron dua tahun, Jabar menyembunyikan diri di Jakarta, Banjarmasin (Kalimantan Selatan), dan Dompu (NTB). Terakhir, dia sembunyi di Dompu, di rumah mertuanya, sebelum akhirnya menyerahkan diri, kata Andi. Disebutkan, ada dua alasan Jabar menyerahkan diri. Pertama, merasa ruang geraknya sebagai buron makin sempit. Ditambah dorongan keluarganya, terutama istrinya, untuk menyerahkan diri. Kedua, akibat gencarnya pemberitaan media massa soal keterkaitanya dengan Imam Samudera dan perburuan terhadap pelaku pengeboman. Jabar merasa dalam proses pencarian sehingga kekhawatirannya tinggi, ujar dia. Berdasarkan data Polda Metro Jaya, pada malam Natal tahun 2000 lalu, terjadi enam kasus peledakan gereja di Jakarta. Masing-masing adalah gereja Kathedral, gereja Kanisius, gereja Anglikan, gereja Oikumene, gereja Koinonia, dan gereja Santo Josef. Sementara, secara keseluruhan, terjadi pengeboman 15 gereja di beberapa kota Indonesia pada malam itu. (Kurniawan-Tempo News Room)