Ketua STPDN: "Tidak Ada Kegiatan Militeristik"

Reporter

Editor

Rabu, 17 September 2003 11:45 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ketua Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN), Soetrisno, mengatakan kasus kematian siswa STPDN pada 3 September 2003 terjadi bukan dalam acara lembaga. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 24.30 WIB ini, diluar jangkauan pengawasan lembaga. Ia menolak anggapan, pendidikan di STPDN lebih mengarah pada militerik dan kekerasan. “Tidak ada kegiatan yang mengarah ke sana,” kata Soetrisno, dalam rapat dengan Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat di gedung MPR/DPR Jakarta, Rabu (17/9). Dalam paparan awalnya, Soetrisno yang mengenakan seragam coklat, meminta waktu kepada ketua rapat Heri Akhmadi, untuk mengutarakan latar belakang serta sejarah STPDN. Namun, Heri justru meminta Soetrisno untuk segera menjawab persoalan kasus kematian Wahyu Hidayat, menyusul siswa baru, Aditya Buana, yang masuk ke rumah sakit pada 8 September lalu. Spontan Soetrisno menjawab, “siap pak.” Kasus kematian siswa di STPDN ini, lanjut Soetrisno, betul-betul diluar keinginannya. “Sungguh sebagai orang tua kamilah yang paling menyesali,” katanya. Mengenai pemberitaan adanya siswa yang masuk ke rumah sakit, Soetrisno mengatakan, bahwa Aditya Buana masuk ke rumah sakit karena penyesuaian atas perubahan cuaca, iklim dan lingkungan. Menurut Soetrisno, Aditya Buana, demam karena kemungkinan kurang minum. “Sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah acara orientasi studi dan pengenalan kampus,” katanya. STPDN sebenarnya sudah tidak mengenal ospek sejak tiga tahun lalu. Menurutnya, mekanisme pendidikan mahasiswa baru adalah melalui pekan pengenalan kehidupan kampus dan akademi. Yandi - Tempo News Room

Berita terkait

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

2 menit lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

7 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

8 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

14 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

18 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

18 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

18 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

18 menit lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

18 menit lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

24 menit lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya