TEMPO Interaktif, Padang: Ribuan ekor ikan milik petani keramba jaring apung di Danau Kandih, Desa Salak, Kota Sawahlunto, mati mendadak. Kerugian petani ikan diperkirakan Rp 63 juta. Danau Kandih tempat budidaya ikan itu sebelumnya adalah bekas areal tambang batubara yang digenangi air sungai.
Erizon, salah satu petani keramba, Kamis (5/3), mengatakan keracunan ikan ini terjadi sejak bulan lalu hingga saat ini yang membuat ikan mati tiba-tiba.
"Sebelum ikan di keramba mati, air danau meluap karena hujan deras, esoknya ikan saya sudah mati semua," kata Erizon.
Kepala Bidang Perikanan Kota Sawahlunto, Trison Ajusmen, mengatakan, dari hasil penelitian Balai Laboratorium Kesehatan Padang, kematian mendadak ribuan ikan keramba akibat naiknya sedimen lumpur dari dasar danau yang meningkatkan asam amoniak di air permukaan. Akibatnya, ikan di dalam keramba mengalami keracunan dan mati.
"Solusinya kita menganjurkan kelompok tani tersebut mengembangkan ikan nila yang lebih tahan daripada ikan mas Majalaya yang dibudidayakan petani ikan," katanya.
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
2 hari lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.