TEMPO Interaktif, Jakarta:Direktur Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Muhammad Indra, mengungkapkan Fathur Rohman Al-Ghozy alias Abu Saad, warga Indonesia (WNI) yang ditangkap di Manila oleh polisi Filipina ternyata pemilik nama asli Rony Azad Bin Ahmad. Tersangka pemilik satu ton lebih bahan peledak itu memiliki paspor dengan bernomor AC 324870 yang dikeluarkan imigrasi Surakarta, Jawa Tengah. Kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/1) siang, Indra menjelaskan nomor paspor tersebut diperolehnya dari polisi Filipina dengan menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Polisi Filipina, kata Indra, mendapatkan dua paspor di dalam saku Fathur. Masing masing dengan nama Sheila Mubin dan Rony. Pihak imigrasi Jakarta lalu menghubungi kantor imigrasi Surakarta. Setelah dicek, terdapat kemiripan foto yang dikeluarkan oleh media massa dan paspor milik atas nama Rony tersebut. Kendati demikian, terdapat perbedaan antara keterangan yang dihimpun oleh Koran Tempo dengan pihak imigrasi. Di situ disebutkan bahwa Fathur lahir di Desa Mojorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, pada 17 Februari 1971. Sementara data milik pihak imigrasi menunjukan Fathur atau Rony dilahirkan di Riau pada 15 Agustus 1973. Ia beralamat di Pencol, Sidokerto Plupuh, Sragen. Paspor itu dikeluarkan imigrasi Surakarta pada tanggal 4 Agustus 2000 dengan tujuan Malaysia. (Bernarda Rurit-Tempo News Room)