Pemerintah RI Kecewa terhadap Keputusan AS tentang Wajib Lapor WNI

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juli 2003 09:20 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pemerintah Indonesia kecewa atas tidak adanya konsultasi awal terhadap pemberlakuan keputusan pemerintah Amerika Serikat (AS) tentang wajib lapor terhadap warga negara Indonesia yang tinggal tetap ataupun sementara di Amerika. Hal itu mengganggu kami karena sebelumnya tidak diajak konsultasi, kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri RI, Marty Natalegawa, dalam jumpa pers, di kantornya, Rabu (22/1). Seperti ditulis sebelumnya, pemerintah AS telah menerapkan peraturan wajib lapor bagi Warga Negara Indonesia pria yang berumur diatas 16 tahun, baik yang tinggal di AS maupun yang akan berkunjung ke sana. Marty menyayangkan tidak adanya konsultasi awal tersebut. Sebab, bila hal itu dilakukan sebelumnya bisa meminimalisir kesalahpahaman diberlakukannya aturan tersebut. Selanjutnya, ia berharap agar pada pelaksanaan keputusan tersebut dapat lebih sensitif terhadap pandangan negara lain, misalnya Indonesia, sehingga bisa mengurangi kemungkinan salah paham. Namun, Marty menolak menyebutkan bahwa diberlakukannya keputusan ini disebabkan karena tidak adanya upaya diplomasi dari perwakilan Indonesia di sana. Saya tidak suka mengkritik, tetapi perlu di ketahui bahwa sebelum Indonesia masuk dalam daftar ini telah ada beberapa negara yang masuk di dalamnya. Negara-negara tersebut berorientasi politik luar negeri dekat dengan AS. Jadi, tidak ada hubungannya dengan lambatnya upaya diplomatik, papar Marty. Disebutkan, saat ini WNI di AS secara resmi tercatat ada 33 ribu orang. Menurut Marty, tadi malam waktu setempat, Kedutaan Besar RI di AS telah mengadakan pertemuan dengan WNI di AS untuk memberikan penjelasan, penyuluhan dan pelayanan. Bahkan, KBRI telah memasang hotline khusus untuk meningkatkan pelayanannya kepada WNI yang ada di sana. Sedangkan khusus untuk WNI undocumented, Marty tidak dapat menyebutkan jumlahnya. Namanya saja undocument, jadi mereka masuk tanpa ijin dan karenanya tidak tercatat sehingga kita tidak mengetahui persis berapa jumlahnya, jelasnya Saat ini, langkah konkret yang telah dilakukan pemerintah Indonesia adalah menghimbau WNI agar tidak melakukan kunjungan ke AS dalam waktu dekat. Selain itu, Marty juga berpendapat bahwa perlu dilakukan proyeksi atas sikap yang rasional dengan tidak melakukan protes keras. Karena hal itu dapat mengurangi simpati dari masyarakat Amerika sendiri, dan kalangan internasional, katanya. Lagipula, pemerintah Indonesia melalui Presiden Megawati Soekarnoputri telah menyatakan keberatannya atas pemberlakuan peraturan wajib lapor kepada WNI tersebut. Keberatan itu disampaikan kepada Wakil Menteri Luar Negeri AS, James Kelly, pada kunjungannya ke Indonesia, beberapa waktu lalu. Dengan begitu, yang dipermasalahkan Indonesia adalah masuknya Indonesia dalam daftar tersebut saat ini. Cuma, Marty mengakui, hal itu merupakan wewenang suatu negara. Lagipula, AS telah menyatakan bahwa nanti akan ada 130 negara yang pada akhirnya akan masuk dalam daftar tersebut. (D.A. Chandraningrum-Tempo News Room)

Berita terkait

Gaga Muhammad sudah Bebas Bersyarat, Ini Kasus Pidana yang Menjeratnya dan Vonis 4,5 Tahun Penjara

3 menit lalu

Gaga Muhammad sudah Bebas Bersyarat, Ini Kasus Pidana yang Menjeratnya dan Vonis 4,5 Tahun Penjara

Gaga Muhammad sudah bebas dan kembali aktif di media sosial. Kronologi kasus yang menyeret Gaga ke bui dan divonis 4,5 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

8 menit lalu

Golkar Depok Umumkan Dokter Ririn Farabi A Rafiq Maju di Pilkada 2024

Ririn dianggap tokoh milenial muda yang dapat mewakili gender yang menjadi jumlah pemilih dominan di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

9 menit lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

22 menit lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

27 menit lalu

Kelompok Petani Singgung Janji Reforma Agraria Jokowi yang Tak Tuntas di Demo Hari Buruh

Dewi mempertanyakan jumlah tanah yang sudah dikembalikan kepada rakyat dalam agenda reforma agraria Jokowi.

Baca Selengkapnya

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

28 menit lalu

Kena Modus Salah Transfer dari Pinjol Ilegal? Ini Penjelasan Pakar Hukum

Layanan pinjol ilegal PundiKas menstransfer sejumlah uang tanpa persetujuan yang diklaim sebagai utang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

34 menit lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Penyebab Aplikasi UTBK Mati, Panitia UTBK Sediakan Kemeja, Janji Microsoft

Topik tentang kendala teknis mewarnai hari pertama pelaksanaan UTBK SNBT 2024 menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

38 menit lalu

Sempat Ditunda, Sidang Praperadilan Pimpinan Al Zaytun Panji Gumilang Digelar Hari Ini di PN Jaksel

Penyidik mempunyai bukti bahwa Panji Gumilang pada tahun 2019 telah menerima pinjaman dari bank sejumlah Rp 73 miliar.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

38 menit lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

38 menit lalu

Kuartal Pertama 2024, Laba Bersih Bukit Asam Melorot 31,9 Persen

Bukit Asam membukukan laba bersih kuartal I 2024 sebesar Rp 790,9 miliar atau anjlok 31,9 persen secara tahunan dari Rp 1,16 triliun.

Baca Selengkapnya