TEMPO Interaktif, Yogyakarta:Manuver, intrik dan propaganda mewarnai pemilihan Ketua Umum Dewan Tanfidziyah PKB. Sejumlah selebaran tersebar di arena Muktamar Luar Biasa PKB ‘Kuningan’ di Hotel Ambarrukmo, Yogyakarta, Sabtu (19/1). Isinya, saling menjatuhkan antara Alwi Shihab dan Syaifullah Yusuf, dua kandidat terkuat. Di sela rapat komisi-komisi, peserta menyimak selebaran seperti berjudul Konspirasi Alwi Shihab, Arab Connection Intervensi MLB PKB. Di situ tertulis tuduhan bahwa Alwi mengeksploitir Gus Dur untuk kepentingan bisnis. Pria keturunan Arab itu juga dicurigai menjalin konspirasi dengan Fuad Bawazier. Targetnya, menggolkan Amien Rais menjadi presiden pada 2004. Kubu Syiafullah juga kebanjiran tuduhan. Selebaran lain berusaha mengangkat masalah garis darah. Syaiful dituding memanfaatkan garis keturunan dengan Gus Dur untuk merebut kursi Ketua Umum DPP PKB. Syaiful adalah keponakan Gus Dur. Mantan anggota DPR/MPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu juga dituduh telah melakukan politik uang. Tidak jelas siapa yang menyebar selebaran-selebaran itu. Tapi, kemunculan barang-barang tersebut kian menyemarakkan intrik dan propaganda di arena muktamar. Syaiful sendiri tidak bisa mengukur berapa besar dukungan pada dirinya meski banyak suara menyebut ia mendapatkan suara berlimpah. “Tidak ada yang bisa memprediksi,” ujarnya kepada Tempo News Room. Syaiful dikabarkan disokong para politisi muda eks-PMII seperti Chotibul Umam Wiranu (Wakil Sekjen DPP PKB), Effendy Choiry dan Sekjen DPP PKB Muhaimin Iskandar (mantan Ketua Umum PB PMII). Syaiful juga ditopang jaringan aktivis Ansor, juga kelompok PKB dari Sumatra dan Jawa Barat. Sementara Alwi Shihab mendapat dukungan kuat dari barisan DPP PKB, seperti Khofifah Indar Parawansa, Sekretaris Dewan Syuro PKB Arifin Djunaidi, juga kalangan kiai-kiai NU. Basis terkuat untuk Alwi berasal dari Jawa Timur. “Kami bulat mendukung Alwi,” ujar Choirul Anam, Ketua PKB Jawa Timur. Provinsi ini merupakan basis terbesar PKB, karena itu juga memiliki hak suara besar ketimbang wilayah-wilayah lain. (Sudrajat/Heru C. Nugroho/Syaiful Amin)