Mahasiswa Makasar Bakar Patung Bush dan Bendera Amerika
Kamis, 28 Agustus 2003 14:33 WIB
Konjen Jepang satu-satunya perwakilan diplomatik asing yang ada di kota tersebut. Tapi, apa hubungan luapan anti-Amerika dengan Konjen Jepang? Kami menilai Jepang telah memberikan peluang bagi Amerika Serikat, dengan cara menyediakan pangkalan militernya, untuk membantai rakyat Afghanistan, tegas Irwan, koordinator pengunjuk rasa.
Para pengunjuk rasa bernaung di bawah tiga elemen, yakni Kesatuan Mahasiswa Pondokan Tamalanrea Universitas Hasanuddin (KMPT Unhas), Forum Komunikasi Mahasiswa Islam Makassar (FKMIM), HMI Majelis Penyelemat Organisasi (MPO) Komisariat Universitas Muslim Indonesia, Syabaab Hidayatullah. Mereka bermaksud masuk ke Kantor Konjen tapi dihadang aparat keamanan yang menjaga ketat daerah tersebut. Hanya lima perwakilan yang diperbolehkan masuk. Matsusiro bisa memahami protes kami terhadap agresi Amerika, ujar Irwan.
Aksi tersebut dimeriahkan oleh sejumlah spanduk dan poster, diantaranya berbunyi Stop Serangan Amerika Ke Afganistan Atau Perang Salib Di Makassar dan Kami Mengutuk Serangan Teroris Amerika Terhadap Afganistan. Rencanya, para pengunjuk rasa akan bergerak ke tempat penjualan produk Amerika seperti Mc Donald di Jl Sam Ratulangi. Seorang pengunjuk rasa menuturkan, aksi tersebut akan dilanjutkan dengan melakukan sweeping terhadap produk-produk Amerika Serikat.
Sebelum itu, di tempat terpisah, puluhan mahasiswa beraksi di kampus Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan, Makasar, dengan membakar bendera Amerika Serikat. Di tempat lain, terdapat pula sekelompok mahasiswa yang membakar patung Presiden George Walker Bush di perempatan Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Petarani dan Jalan Tol Reformasi. Massa juga mencopoti spanduk iklan promosi produk AS, seperti reklame American New York Chicken, lalu membakarnya di tengah jalan.
Mahasiswa Makasar juga mengecam pemerintah Indonesia yang dinilainya tidak bernyali untuk mengutuk Amerika. Mereka menuntut pemerintahan Megawati Soekarnoputri untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika serta mengambil alih semua aset negara tersebut yang ada di Indonesia. Pengunjuk rasa juga menyerukan kepada umat Islam untuk bersatu, melakukan jihad, melawan Amerika. Kalau dalam tempo 2x24 jam tuntutan kami tidak dipenuhi, kami akan membuat orang-orang Amerika dan Yahudi di Indonesia menjalani hidup yang tidak bahagia, teriak seorang pengunjuk rasa. (Muannas)