TEMPO Interaktif, Kediri:Arya Jati Yudhistira, bayi berumur 3 bulan yang tinggal di Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri positif menderita gizi buruk. Putra pertama pasangan Win Yulianto, 30, dan Retno, 24, itu selain manderita mal gizi (kekurangan gizi) juga mengidap hydroshipalus dan omphalokel (lahir tanpa dinding perut).Untuk meringankan penderitaanya, pada Kamis (18/9), bayi berbobot 5 kilogram itu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri. Karena kedua orangtuanya bekerja di Surabaya, yang menemani sang bayi ke rumah sakit adalah Lasmini, 44, nenek sang bayi dan tim dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Kediri."Penderitaan bayi itu kompleks. Selain kurang gizi, juga menderita hydroshipalus dan omphalokel," kata dr Syamsul Ashar, Ketua Ikatan Dokter Indonesia Kota Kediri, Kamis (18/9) saat menjemput sang bayi di rumah neneknya.Menurut dr Syamsul, meski sudah dilakukan operasi, karena tidak ditunjang pemberian gizi memadai, kondisi bayi cenderung menurun dan melemah. Kondisi fisik sang bayi terlihat sangat kurus, tubuhnya kering kerontang dan kulitnya mengeriput.Saat lahir pada tanggal 22 Juni 2008 lalu di Rumah Sakit Bersalin Aura Syifa Kediri, sejumlah organ dalam perutnya berada di luar karena tidak ada dinding perut. Kondisi organ tubuh terletak diluar. Setelah dilakukan operasi, organ bisa ditaruh di dalam perut. Usai operasi, kondisinya terus memburuk. Bahkan kulit di perut robek lagi sehingga susu yang diminumkan tumpah lewat robekan perut, sehingga harus dioperasi lagi. Tapi operasi tetap tak menolong."Kita percayakan kepada dokter di RSUD Gambiran untuk menanganinya," kata dr Syamsul.Tentang kebutuhan biaya, keluarga sudah menyerahkan sepenuhnya kepada dr Syamsul. Ayah ibu sang bayi yang bekerja di Surabaya tidak mampu lagi membiayai sang bayi. Sedangkan kakek neneknya juga hanya bisa merawat tanpa mampu membiayai pengobatan. "Kami sudah pasrah dan hanya bisa berharap bantuan dermawan," kata Lasmini, nenek sang bayi. DWIDJO U. MAKSUM