Berita Media Dinilai Tak Cerminkan Kenyataan  

Reporter

Editor

Kamis, 4 September 2008 15:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Penulis buku "Behind Indonesia's Headlines", Christovita Wiloto, menilai berita-berita utama di media massa Indonesia tidak menggambarkan kenyataan yang sebenarnya. Akibatnya para pembaca tidak bisa mendapatkan informasi utuh dari sebuah peristiwa.

"Banyak hal-hal yang ada di headlines media massa tidak mencerminkan kenyataan sesungguhnya," ujar Christovita dalam peluncuran buku "Behind Indonesia's Headlines" kemarin (3/9) malam. "Kira-kira 70 persen (yang tidak mencerminkan kenyataan)."

Christovita sendiri menganggap akibat dari pemberitaan media massa tersebut, para pembaca tidak mendapat permasalahan sebenarnya dari sebuah berita yang dijadikan berita utama di media massa.

Christovita mencontohkan masalah aliran dana Bank Indonesia yang saat ini menjadi topik pemberitaan media massa nasional. Menurut Christovita, para pembaca hanya disuguhkan komentar-komentar pihak yang terkait kasus tersebut. Sedangkan, arti penting kisruh aliran dana BI tersebut bagi pembaca tidak dijelaskan.

Selain itu, CEO Wiloto Corp. tersebut juga menyayangkan berita-berita di media massa yang tidak menampilkan berita-berita baik mengenai Indonesia. Padahal, lanjut Christovita, terkadang berita-berita tersebut menjadi perhatian dunia internasional. Contohnya berita soal ditemukannya "The Lost Paradise" yang berisi puluhan spesies tanaman dan hewan di Papua pada 2006.

Lewat buku "Behind Indonesia's Headlines", Christovita berharap bisa membuka mata publik Indonesia secara umum dan insan pers secara khusus mengenai berbagai hal yang terabaikan. Buku dengan komentar terbanyak tersebut pun masuk Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Menurut Wakil Direktur MURI Sutikno Susilo, "Behind Indonesia's Headlines" unik karena memuat 70 komentar dari berbagai kalangan mulai tokoh nasional hingga kerabat Christovita. Puluhan komentar tersebut mencerminkan bahwa buku tersebut layak dibaca publik.

Dalam sambutan yang dibacakan Sutikno, Direktur MURI Jaya Suprana mengatakan, "Komentar yang ada dalam buku tersebut tidak kalah penting dari isi buku." "Behind Indonesia's Headlines" tercatat dalam MURI sebagai rekor ke-3376.

Kodrat Setiawan

Berita terkait

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.

Baca Selengkapnya

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.

Baca Selengkapnya

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."

Baca Selengkapnya

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.

Baca Selengkapnya

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?

Baca Selengkapnya

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.

Baca Selengkapnya

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.

Baca Selengkapnya