TEMPO Interaktif, BANYUWANGI:Memasuki bulan Agustus, gaji 686 orang guru bantu di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, belum ada kepastiaan kapan akan dibayar. Dengan demikian, keterlambatan pembayaran gaji guru bantu itu mencapai enam bulan.Salah seorang guru bantu di sebuah sekolah menengah atas (SMA) negeri mengungkapkan, ia sangat berharap gajinya bisa cair sebelum lebaran. Menurutnya, pengeluaran rumah tangga akan semakin meningkat saat lebaran. Namun ia dan guru bantu lainnya juga tidak berani menanyakan ke Dinas Pendidikan tentang kepastiaan pembayaran gaji tersebut. "Teman-teman takut menanyakannya," katanya saat dihubungi Tempo, Minggu (24/08).Seperti yang diberitakan sebelumnya (Koran Tempo, 01/08), gaji ratusan guru bantu di daerah tersendat sejak awal tahun 2008. Gaji Januari dan Februari, baru disetor Juni lalu. Keterlambatan ini, menyebabkan beberapa guru bantu harus menggadaikan barang-barang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Setiap bulan guru bantu menerima gaji sebesar Rp 710 ribu.Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi, Sulihtyono mengatakan, sejak Jumat (22/08) ia mengutus staf untuk menanyakan kepastiaan pencairan gaji guru bantu pada Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Departemen Pendidikan di Jawa Timur, di Surabaya. Langkah ini dilakukan, karena Dinas Pendidikan Jawa Timur sudah berungkali mengirimkan surat akan membayar, tapi gaji tetap belum cair. "Saya dapat protes banyak dari guru bantu," katanya.Menurut Sulih, tersendatnya gaji karena adanya verifikasi data seluruh guru bantu dari Departemen Pendidikan, terutama setelah pengangkatan guru bantu menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). "Jadi bukan salah kami, tapi pemerintah pusat," kata Sulih.Menurut Sulih, verifikasi bertujuan supaya tidak terjadi pembayaran gaji ganda yang diterima guru bantu setelah diangkat PNS. Karena setelah berstatus PNS, gaji diambilkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), sedangkan gaji guru bantu dibayar dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).Dari 1200 guru bantu di Banyuwangi, 514 orang yang tahun ini diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil. IKA NINGTYAS