TEMPO Interaktif, Klaten:Selain Kota Semarang, Klaten terpilih sebagai lokasi pilot project untuk pembentukan Warung Desa yang diselenggarakan oleh Perum Bulog dalam rangka pembagian beras miskin. Kini pihak Bulog Sub Divre III Surakarta telah mempersiapkan 15 Warung Desa yang akan mulai beroperasi pada awal Agustus.Hal tersebut diungkapkan oleh Pejabat Humas Perum Bulog Divre III Surakarta, Muhammmad Sholeh. “Kita sebar di dua kecamatan, sesuai survei dari Badan Pusat Statistik,” katanya. Warung Desa tersebut enam buah berada di Kecamatan Karangdowo dan sembilan buah di Kecamatan Trucuk.Di Kecamatan Karangdowo terdapat 5.310 KK yang mendapatkan jatah beras miskin, sehingga Warung Desa harus menyiapkan 79.650 kilogram beras miskin. Sedangkan jumlah keluarga miskin di Trucuk lebih banyak, yaitu mencapai 7.879 KK sehingga pihak Bulog harus menyediakan beras di Warung Desa lebih banyak, yaitu sejumlah 118.185 kg.Program Warung Desa tersebut untuk sementara hanya dilakukan di lima provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Lampung dan Sulawesi Tengah. Untuk wilayah Jawa Tengah, untuk sementara program dilakukan di Kabupaten Klaten.Menurut Sholeh, pembagian beras miskin melalui Warung Desa memiliki perbedaan yang cukup signifikan jika dibandingkan sistem yang selama ini telah dilakukan. “Pembagian tidak hanya di kantor kelurahan saja,” katanya. Dengan Warung Desa, beras dibagikan kepada masyarakat melalui warung-warung yang telah ditunjuk.Selain itu, menurut Sholeh, masyarakat akan sangat lebih dimudahkan karena tidak harus membeli beras tersebut sebanyak 15 kg sekaligus. “Banyak yang keberatan jika harus membeli sekaligus, walaupun beras miskin harganya hanya Rp 1.600 per kilo,” katanya. Masyarakat yang memiliki jatah beras miskin dapat membeli beras dengan kuantitas sesuai dengan kebutuhannya.Ahmad Rafiq