TEMPO Interaktif, Brebes:150 ton bibit bawang merah asal Thailand dimusnahkan dengan cara dibakar karena diduga mengandung virus. Pemusnahan ini menyusul hasil uji laboratorium dari Badan Karantina Pertanian Tanjung Priok yang menemukan virus cendawan (Urocisty scepulay).“Kami khawatir virus yang terkandung dalam bibit bawang akan menyebar ke tanaman bawang lain," kata Hadi Wardoko, Kepala Balai Karantina Pertanian Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.Menurut Hadi, hasil penelitian dokumentasi tidak ada masalah dalam impor bibit bawang tersebut, namun setelah melalui uji laboratorium yang dilakukan tiga hari lalu, ternyata bibit bawang tersebut mengandung virus. "Maka kami memaksa bibit dibakar,” ujarnya.Untuk menghindari penularan ke tanaman lain, pemusnahan bibit bawang impor sendiri dilakukan jauh dari area tanaman bawang di Brebes. Pemusnahan dilakukan di Dukuh Karanganyar, Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Kabupten Brebes.Pemilik bibit bawang sekaligus importir, Ahmad Sayfian, mengaku mendatangkan bibit bawang dari Thailand dan Burma. Pada tanggal 15 Mei, bibit bawang yang ia pesan masuk di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Karena ada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 18 Tahun 2008 yang sudah diberlakukan pada bulan April, pihaknya melakukan uji laboratorium dengan cara mengkarantina bawang tersebut.Ia mengaku terkejut ketika hasil penelitian menunjukkan bawang mengandung virus. “Saya tidak tahu kalau itu mengandug virus”, kata Ahmad Sofyan. Dengan pemusnahan bibit bawang ini Sofyan mengaku mengalami kerugian hingga Rp 4 miliar.EDI FAISOL