TEMPO Interaktif, Jakarta:Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menilai kerjasama riset Namru 2 tidak memberi keuntungan yang seimbang pada Indonesia. "Kerja sama ini lebih menguntungkan pihak Amerika Serikat," kata Juwono saat rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Gedung Nusantara II DPR RI Jakarta, Rabu (25/6).Selain itu, menurut Juwono, kerja sama tersebut juga tidak menunjukkan kesetaraan posisi antara kedua negara. Oleh karena itu, diameminta agar kerja sama tersebut dikaji ulang dengan mempertimbangkan kepentingan pihak-pihak terkait di Indonesia. "Karena ada kepentingan nasional yang tidak terwakili dalam perjanjian ini," kata Juwono. Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso yang juga hadir dalam raker ini menyatakan hal yang sama dengan Juwono. Menurut dia, harus ada pengkajian ulang yang serius terhadap kerja sama Namru 2. Selain tidak seimbangnya keuntungan, kesetaraan, dan kepentingan, Djoko menilai bahwa perjanjian ini bisa menimbulkan kerawanan jika diteruskan dengan konsep kerja sama yang lama. "Perjanjian seharusnya ditinjau setiap sepuluh tahun, namun kenyataannya perjanjian baru ditinjau setelah 28 tahun dilaksanakan," katanya. Ada beberapa hal yang dianggap tidak tepat, antara lain, pemberian status diplomatik terhadap 23 peneliti Namru asal Amerika Serikat. "Hal ini menyebabkan mereka bisa keluar masuk Indonesia tanpa melalui pemeriksaan, sehingga lalu lintas barang yang mereka bawa pun tidak diperiksa," kata Djoko. TITIS SETIANINGTYAS