TEMPO Interaktif, Kupang:Dinas Sosial Nusa Tenggara Timur mengalokasikan seribu ton beras penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Gizi dan bencana. "Stok beras itu dapat diambil kapan saja oleh para bupati yang membutuhkan," kata Kepala Dinas Sosil NTT, Frans Salim yang dihubungi di Kupang hari ini. Menurut dia, yang sudah mengambil beras yakni Kabupaten Sikka. Setiap kabupaten mendapat jatah sebanyak 100 ton, tetapi apabila situasi sangat darurat maka dapat mengambil lebih dari 100 ton. Secara terpisah, Kepala Dinas Pertanian NTT, Petrus Muga mengatakan, berdasarkan hasil monitoring dilapangan, terdapat enam dari 20 kabupaten/kota yang mengalami kekurangan beras. Ke-enam kabupaten itu adalah Alor, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ende, dan Timor Tengah Selatan. "Kekurangan beras ini terjadi karena produksi tahun ini rendah oleh karena gagal panen," kata Petrus. Sebelumnya, Dinas Kesehatan NTT mencatat dalam kurun enam bulan terakhir, sebanyak 21 balita tewas akibat gizi buruk. Penyebabnya adalah kurangnya ketahanan pangan akibat gagal panen dan kebijakan pemerintah untuk menghentikan pemberian makanan tambahan bergizi bagi balita dan anak-anak penderita penyakit gizi. Pemerintah Kota Kupang mengalokasikan dana sebesar Rp 13 miliar untuk memberikan asuransi biru bagi seluruh warga miskin Kota Kupang. Jems De Fortuna