TEMPO Interaktif, Surabaya:Anggota Fraksi PPP DPRD Jawa Timur, Mohammad Mirdasy, mengatakan Gubernur Jawa Timur Imam Utomo gagal melaksanakan lima program andalannya sebagaimana visi dan misinya ketika akan terpilih untuk kedua kalinya memimpin Jawa Timur pada 2003 lalu.“Saat penyampaian visi dan misi di hadapan paripurna DPRD dulu, Pak Imam menyampaikan lima program pokok, tapi hingga kini tak ada satu pun yang berhasil,” kata Mirdasy. Kelima program pokok Imam adalah megaproyek Suramadu, Jalan Lintas Selatan (JLS), Pasar Induk Agrobisnis (PIA) di kawasan Jemundo Sidoarjo, Gardu Taskin, serta SPP Gratis mulai SD-SMA.Untuk Suramadu, menurut Mirdas, Imam mengaku sanggup menyelesaikannya maksimal di akhir 2007 dan pada tahun 2008 di kala masa jabatannya berakhir jalan penghubung Surabaya-Madura tersebut sudah bisa dipergunakan. “Tapi kenyatannya, hingga kini belum nyambung, bahkan teman saya yang ahli bangunan memprediksikan tahun 2009 belum akan bisa pergunakan,” tambah Mirdasy.Yang lebih parah, tambahnya, adalah megaproyek Jalur Lintas Selatan yang ditargetkan sudah nyambung di tahun 2008, ternyata hingga kini pembebasan lahan pun belum kelar karena kurangnya koordinasi antara pihak provinsi dan kabupaten/kota yang dilaluinya.Untuk PIA Jemundo, yang rencananya pada tahun 2008 ini sudah bisa dioperasikan, ternyata hingga kini belum ada satu persen pun proses pembangunan fisik dilakukan. “PIA hanya berhasil membebaskan lahan. Untuk pembangunan fisiknya masih nol persen,” kata Mirdasy.Begitu juga untuk program Gardu Taskin yang juga masih belum maksimal. Yang paling parah, lanjut Mirdasy, adalah janji untuk menggratiskan biaya SPP. “Yang saya tahu hingga kini belum ada upaya untuk itu,” kata Mirdas.Meski begitu, Mirdas menghargai keberanian Gubernur yang mengatakan dalam LKPJ-Nya jika bencana Lapindo diakibatkan ulah pengeboran di kawasan tersebut.“Tapi LKPJ ini baru berarti jika ada upaya konkret dari Gubernur untuk membantu menyelesaikan masalah hukumnya,” tambah Mirdasy yang warga asli kawasan Porong.Rohman Taufiq
Berita terkait
Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan
2 menit lalu
Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan
Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.