TNI Bantah Kelangkaan BBM di NTT Akibat Penyelundupan
Reporter
Editor
Sabtu, 10 Mei 2008 13:52 WIB
TEMPO Interaktif, Kupang:Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), khususnya solar dan premium, semakin meluas di Kabupaten Belu dan Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, beberapa hari terakhir. Antrean ratusan kendaraan bermotor untuk mendapatkan bahan bakar telah mencapai tiga kolometer. Sebagian kendaraan memilih untuk bermalam di SPBU yang ada di daerah itu.Kelangkaan BBM itu diduga karena adanya aksi penyelundupan ke Timor Leste oleh para spekulan melalui jalan-jalan tikus. "Pengamanan yang longgar, baik perbatasan darat maupun laut, memudahkan para penyelundup dengan mudah menerobos perbatasan untuk membawa BBM ke Timor Leste," ujar Andereas Mali, warga Atambua, yang antre premium sejak Jumat (9/5) malam.Wakil Ketua Komisi A DPRD NTT, Jonathan Kana, mengatakan, penyelundupan BBM ke Timor Leste sering dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Perbedaan mata uang antara Timor Leste dan Indonesia membuat warga lebih senang menjual BBM ke Timor Leste dengan harga dolar AS. Mereka bisa mendapatkan keuntungan berlipat ganda," kata Jonathan.Sementara Komandan Satuan Tugas TNI Pasukan Pengamanan Perbatasan Indonesia (Dansatgas), Letnan Kolonel RM Kusdaryono yang dihubungi di Atambua mengatakan pihaknya tetap melakukan operasi secara rutin dengan melibatkan seluruh kekuatan pasukan penjaga perbatasan guna mencegah aksi penyelundupan warga."Hampir setiap hari pasti ada penyelundup yang diamankan karena membawa BBM ke Timor Leste. Kami berharap masyarakat yang bermukim di perbatasan membantu memberikan informasi apabila menemukan warga yang mencurigakan atau membawa BBM melewati perbatasan," lanjutnya.Namun, Kusdaryono membantah kelangkaan BBM yang terjadi di Kabupaten Belu dan Kefamenanu disebabkan oleh aksi penyelundup. "Saya sudah cek ke Pertamina. Ternyata kelangkaan terjadi akibat keterlambatan kapal tangker," kata Kusdaryono.Pengamanan yang sama dilakukan Pangkalan Utama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL) Wilayah VII. "TNI AL terus berupaya mengamankan wilayah perairan Indonesia dari gangguan asing seperti pencurian ikan oleh kapal-kapal asing, penyelundupan, maupun gangguan keamanan lainnya di wilayah perbatasan dengan negara Timor Leste maupun Australia," ujar Dantamal VII Kupang, Brigadir Jenderal (Marinir) Syaiful Anwar di Kupang.Jems de Fortuna