Bahas SPMB, Dirjen Dikti Bertemu Kelompok-kelompok Rektor
Reporter
Editor
Selasa, 11 Maret 2008 14:18 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Untuk mencari jalan keluar dari kontroversi Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB), Dirjen Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal bakal bertemu dengan kelompok-kelompok Rektor. Pertemuan diharapkan akan menjembatani perbedaan kepentingan masing-masing kelompok. "Malam ini saya bertemu dengan kelompok 41 Rektor yang telah menyatakan keluar dari Perhimpunan SPMB," jelasnya di sela-sela pertemuan Menteri Pendidikan 9 negara (E-9) di Nusa Dua, Bali, Selasa (11/2). Selanjutnya, ia dijadwalkan bertemu dengan kelompok pro SPMB pada Jum?at (14/3). Fasli juga akan melakukan konsultasi dengan pihak Departemen Keuangan pada Kamis (13/3). Menurut Fasli akar masalah ini adalah pelaksanaan SPMB tahun 2007 tidak sesuai lagi dengan peraturan tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNPB). "Ada peringatan dari Irjen untuk soal itu," ungkapnya. Untuk meresponnya, Menteri Pendidikan telah mengeluarkan Permendiknas No 6 tahun 2008 yang menegaskan, tugas penerimaan mahasiswa ada di tangan rektor masing-masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Pelaksanaannya, boleh ditanagni sendiri atau bekerjasama dengan rektor universitas lain atau dengan melibatkan pihak ketiga. Masalah yang muncul, SPMB harus tetap menjamin adanya kemudahan bagi calon mahasiswa untuk mendaftar ke universitas manapun. "Juga harus tetap murah," sebutnya. Untuk itu dia mengusulkan, soal keuangan disesuaikan dengan ketentuan PNBP dengan pola swakelola. "Jadi masuk ke rekening masing ?masing Rektor kemudian masuk ke kas Negara dan untuk pembelanjaan diusulkan ke Menteri Keuangan," jelasnya. Pola ini berbeda dengan pola selama ini dimana pendapatan panitia di PTN dari SPMB disetor ke panitia pusat dan baru dibagikan ke PTN. Namun demikian, menurutnya, panitia bersama tetap diperlukan untuk mengatasi masalah pendaftaran lintas wilayah dan PTN, mengatasi kualitas soal dan pemeriksaan soal. Panitia bersama juga akan mengatur komponen biaya yang bersifat lintas PTN. Dalam konteks itulah, menurut dia, keberadaan paguyuban SPMB tetap diperlukan karena pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya. Rofiqi Hasan
SBMPTN, 10 Perguruan Tinggi Top: ITB Peringkat 1 UGM Nomor 2
11 April 2017
SBMPTN, 10 Perguruan Tinggi Top: ITB Peringkat 1 UGM Nomor 2
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menempatkan ITB dan UGM di peringkat satu dan dua pada 2016. Peserta SBMPTN perlu mempertimbangkan pilihannya.