TEMPO Interaktif, Semarang:Hasil kunjungan Komisi Perekonomian DPRD Jawa Tengah ke lapangan menemukan masuknya bawang impor dari Cina, Pakistan, India dan Thailand membanjiri daerah sentra penghasil bawang Brebes dan Tegal."Temuan kami di lapangan menunjukkan saat ini sekitar 4-5 kontainer atau 30-40 ton bawang impor telah masuk ke daerah Brebes, Tegal dan sekitarnya," kata Muhammad Haris, Wakil Ketua Komisi Perekonomian DPRD Jawa Tengah, Kamis (13/12).Membanjirnya bawang impor tersebut mengakibatkan harga bawang lokal di pasar tradisional jatuh. Penghasilan petani pun berkurang. Sebelumnya harga per kilogram bawang lokal kualitas super mencapai 15 ribu. Saat ini jatuh menjadi 11.500. Untuk bawang kualitas rendah yang biasanya mencapai 9.000 per kilogram, kini hanya Rp 4.300. "Ini adalah bencana bagi petani kita. Mereka panen, tapi malah rugi," tambah Haris.Guna mengantisipasi hal itu, Komisi Perekonomian DPRD Jawa Tengah mendesak Dinas Perdagangan Jateng untuk menghentikan kebijakan impor bawang. Pemerintah harus transparan mengenai kebutuhan bawang serta kemampuan produksi petani."Setelah impor distop, selanjutnya pemerintah harus memberikan proteksi kepada petani dengan cara menentukan standar harga bawang," kata Haris.Suparman, salah satu pedagang bawang di Pasar Kelampok, Wanasari, Brebes, mengaku selain harganya lebih murah, kualitas bawang impor juga lebih bagus. "Meski panen, namun kami tidak bisa memetik keuntungan. Kami tidak bisa berbuat banyak kecuali pemerintah menghentikan masuknya bawang impor," ujarnya.Sohirin