TEMPO Interaktif, Bandung:Ahli persampahan dari Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung, Enri Damanhuri, mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bisa memfungsikan kembali lahan bekas Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Leuwigajah, Cimahi.Alasan Enri, secara fisik kondisi tanah eks TPA yang sempat longsor hingga memakan banyak korban jiwa dua tahun lalu itu terbilang stabil.“Secara fisik tidak ada masalah, kondisi tanahnya paling stabil jika dibanding tempat-tempat pengelolaan sampah yang ada di Bandung sekarang, seperti TPA Sarimukti dan Jelekong. Dulu yang longsor itu kan sampah, bukan tanahnya,” katanya saat dimintai tanggapan ihwal rencana Pemerintah Jawa Barat yang akan memfungsikan kembali TPA Leuwigajah, di Bandung Selasa (20/11).Namun begitu, Enri menegaskan, untuk mencegah dampak negatif bagi masyarakat sekitar, penggunaan kembali TPA Leuwigajah harus memenuhi beberapa syarat. Pengelolaan sampah di Leuwigajah, kata dia, tidak boleh dilakukan dengan cara tumpuk begitu saja (open dumping).“Leuwigajah harus menjadi tempat pengolahan sampah, bukan sekadar tempat pembuangan sampah seperti dulu. Soal teknologi pengolahan yang akan dipilih itu terserah pemerintah,” katanya.Selain iu, lanjut Enri, sebelum membangun area tempat pengolahan sampah, terlebih dulu pemerintah harus merehabilitasi seluruh lahan yang akan digunakan. “Terutama karena sampai sekarang masih ada sisa sampah TPA dulu yang tertimbun dan harus direhabilitasi karena metan yang dikandungnya bisa bermasalah nanti,” katanya.Menurut Enri, pemerintah juga sebaiknya tidak menggunakan lahan eks TPA Leuwigajah yang seluas 23 hektare seluruhnya untuk tempat pengolahan sampah. Penggunaan lahan, kata dia, harus dibagi tiga bagian. “Setidaknya sepertiga lahan harus difungsikan sebagai zona penyangga berupa lahan hijau,” katanya. Lahan hijau ini, imbuh dia, harus ditanami tanaman keras.Erick Priberkah Hardi